10 anak muda dari Sabu belajar produk suvenir di Yogyakarta

id Pariwisata Sabu Raijua

10 anak muda dari Sabu belajar produk suvenir di Yogyakarta

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sabu Raijua, Wllem L Rohi (ANTARA FOTO/Istimewa)

Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengirim 10 anak muda di daerah itu untuk belajar pembuatan produk-produk suvenir di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua, Provinsi Nusa Tenggara Timur, mengirim 10 anak muda di daerah itu untuk belajar pembuatan produk-produk suvenir di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

"Dalam satu atau dua minggu ke depan ada 10 anak muda yang kami kirim ke Yogyakarta, mereka akan studi membuat produk-produk suvenir di sana," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sabu Raijua Wellem L Rohi kepada ANTARA ketika dihubungi dari Kupang, Senin (23/9).

Ia mengatakan, anak-anak muda yang dikirim akan belajar berbagai tahapan pembuatan produk-produk suvenir yang selanjutnya akan diterapkan di lokasi-lokasi wisata yang menyebar di Sabu Raijua.

Menurut dia, upaya ini merupakan bagian program pengembangan sumber daya manusia untuk mengembangkan usaha-usaha di sektor pariwisata yang dilakukan secara berkelanjutan oleh pemerintah daerah setempat.

Baca juga: Benarkah Pariwisata jadi penopang utama ekonomi NTT?
Baca juga: Pariwisata belum merubah perekonomian NTT


"Program ini sudah dimulai dari 2018 lalu dan kami juga sudah kirim beberapa anak muda ke Yogyakarta untuk belajar penataan destinasi wisata," katanya.

Wellem menjelaskan, mereka yang dikirim merupakan warga yang berada sekitar daerah wisata yang saat ini menjadi fokus pengembangan pemerintah daerah setempat.

Ia menyebut sejumlah lokasi wisata yang jadi fokus pembangunan itu di antaranya, Goa Mabala, Pantei Kepo, Pantau Niwudu, Pantai Halapaji, Pantau Napae. Selain itu, lokasi wisata budaya di Sumur Madja, Telapak Kaki Madja, Juba Madja, Telapak Kaki Madja.

Ia menambahkan, setelah selesai berlatih di Yogyakarta  nantinya pemerintah daerah akan membantu permodalan untuk membantu usaha pariwisata yang dipelajari. "Seperti yang kami kirim tahun lalu itu sudah ada hasil, mereka mulai menata lokasi wisata dengan membuat spot-spot bagi wisatawan," katanya.

Ia berharap warga yang mengikuti pelatihan kali ini memanfaatkan kesempatan secara baik sehingga peluang usaha pariwisata bisa berkembang dan mampu mendongkrak perekonomian masyarakat di sekitar lokasi wisata.

Baca juga: Kontribusi pariwisata terhadap PDRB NTT ditargetkan 0,94 persen
Baca juga: Empat tantangan dihadapi pariwisata NTT