Seribu lilin di depan markas Polda NTT

id aksi seribu lilin

Seribu lilin di depan markas Polda NTT

Aksi seribu lilin oleh ratusan mahasiswa di Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Minggu (29/9/2019) sebagai bentuk rasa belasungkawa mahasiswa Kupang atas gugurnya rekan seperjuangan mereka di Kendari, Sulawesi Tenggara dan Jakarta. (ANTARA FOTO/Katrin LB)

Para mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Kopi Milenial menggelar aksi seribu lilin di depan markas Polda NTT.
Kupang (ANTARA) - Para mahasiswa yang tergabung dalam Komunitas Ngopi Milenial menggelar aksi seribu lilin di depan Markas Polda Nusa Tenggara Timur (NTT) di Kupang, Sabtu (28/9).

Koordinator Umum Komunitas Ngopi Milenial, Zainudin Umar mengatakan aksi itu merupakan bentuk rasa belasungkawa mahasiswa Kupang atas meninggalnya rekan seperjuangan mereka di Kendari, Sulawesi Tenggara dan Jakarta.

"Aksi seribu lilin ini digelar sebagai bentuk solidaritas atas gugurnya dua mahasiswa Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, Immawan Randy dan Yusuf Kardawi, serta seorang pelajar SMK Al Jihad Tanjung Priok Jakarta, Bagus Putra Mahendra, yang diduga menjadi korban tindakan represif oknum kepolisian saat menggelar demonstrasi menolak revisi UU KPK, RKUHP, dan sejumlah RUU lainnya," katanya.

Baca juga: Benarkah mahasiswa hanya ciptakan situasi chaos dalam berdemonstrasi?

Melalui aksi seribu lilin yang dilakukan itu pihaknya mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap para mahasiswa di Jakarta dan beberapa daerah beberapa hari terakhir.

"Kami mengecam tindakan represif yang dilakukan oleh oknum polisi terhadap mahasiswa yang melakukan demonstrasi, hingga menyebabkan kematian, luka ringan, dan luka berat", kata Zainudin.

Dengan mengenakan pakaian yang didominasi warna hitam, sebagai simbol kedukaan, massa aksi menyalakan lilin di atas trotoar jalan, membawa poster berisi tulisan-tulisan solidaritas, dan karangan bunga mawar, sambil membaca puisi, menyanyikan lagu-lagu perjuangan, dan berorasi.

Rivan Sebleku, salah seorang peserta aksi dalam orasinya berharap Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk segera mengambil langkah tegas dengan melakukan investigasi, sehingga oknum tersebut dapat diproses sesuai hukum yang berlaku.

"Dengan meninggalnya rekan-rekan kami, tidak lantas menyurutkan niat kami untuk terus memperjuangan keadilan", tegas Rivan.

Aksi itu kemudian  diakhiri dengan doa bersama dan pendarasan Sumpah Mahasiswa Indonesia.

Baca juga: Mahasiswa harus paham substansi perjuangan
Baca juga: Gerakan mahasiswa sudah bergeser jauh