Tahun ini, 267 desa di NTT dapat penerangan listrik

id Listrik desa

Tahun ini, 267 desa di NTT dapat penerangan listrik

General Manager PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur Ignatius Rendroyoko. (ANTARA FOTO/Aloysius Lewokeda)

Sebanyak 267 desa di NTT dalam tahun ini akan mendapat penerangan listrik dari PT PLN (Persero), sebagai langkah untuk meningkatkan rasio desa berlistrik yang saat ini sudah mencapai 92,04 persen.

Kupang (ANTARA) - Sebanyak 267 desa di Nusa Tenggara Timur (NTT) dalam tahun ini akan mendapat penerangan listrik dari PT PLN (Persero), sebagai langkah untuk meningkatkan rasio desa berlistrik yang saat ini sudah mencapai 92,04 persen.

General Manager PLN UIW NTT Ignatius Rendroyoko kepada wartawan di Kupang, Senin (2/3) mengatakan dari sekitar 3.353 desa di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini, sudah tercatat 3.086 desa di antaranya sudah berlistrik..

Untuk mencapai target desa berlistrik 100 persen di NTT, pihaknya terus mensiasati dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang diharapkan dapat menerangi 42 desa dalam tahun ini.

Selain itu, PT PLN UIW NTT juga akan membangun tabung listrik untuk menerangi 24 desa serta perluasan jaringan listrik pada 201 desa di daerah ini.

Salah satu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang dibangun PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang dibangun dan diresmikan pada 28 November 2019 lalu untuk melistriki masyarakat di Desa Koja Doi, Kabupaten Sikka. (ANTARA/HO-Humas PLN UIW NTT)

“Untuk wilayah pelosok seperti di pulau-pulau kecil kami akan manfaatkan pembangkit PLTS, sementara desa-desa yang sudah dijangkau dengan jaringan yang eksisting maka tinggal dilakukan perluasan jaringan,” katanya.

Lebih lanjut, Ignatius mengakui pekerjaan melistriki desa-desa di NTT bukan hal yang mudah karena kondisi geografis yang sulit terjangkau seperti Wejewa dan Ngonggi di Pulau Sumba, Satarlenda di Pulau Flores, serta Amfoang dan Amanatun di Pulau Timor.

Dia menjelaskan, pembangunan jaringan listrik pada beberapa wilayah tersebut belum selesai dikerjakan pada 2019 karena faktor ketidakmampuan kontraktor sebagai akibat dari beratnya medan.

“Namun, saat ini sudah kami lelang kembali sehingga diharapkan pekerjaan dapat dilanjutkan hingga tuntas,” katanya.

Ignatius berharap pemerintah daerah bersama masyarakat terus memberikan dukungan bagi PLN agar pembangunan listrik ke desa-desa berjalan dengan lancar hingga tuntas, seperti dukungan untuk pembebasan lahan.

Hamparan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Oelpuah di Desa Oelpuah, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur, Selasa (3/12/19). (ANTARA FOTO/Kornelis Kaha/hp).