Kupang (ANTARA) - Ketua Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT) Mery Kolimon mendorong agar upaya edukasi berkaitan vaksinasi COVID-19 menjadi gerakan bersama pemerintah daerah dengan lintas elemen untuk membuka wawasan memberikan pemahaman masyarakat hingga tingkat terbawah.
"Edukasi soal vaksinasi ini harus benar-benar disiapkan secara baik. Ini mestinya menjadi gerakan bersama karena kalau kita mau jujur, termasuk pemimpin gereja masih butuh edukasi," katanya dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (22/2).
Ia mengatakan kegiatan edukasi tentang vaksin dan vaksinasi COVID-19 kepada masyarakat di Nusa Tenggara Timur masih sangat tipis sehingga pro-kontra masih muncul di masyarakat.
Menurut dia, pemerintah daerah, lembaga agama, dan lintas pihak lainnya perlu menyiapkan paket komunikasi, informasi, dan edukasi yang baik kepada masyarakat.
"Misalnya vaksin itu apa sih? Hal yang sederhana itu belum semua orang tahu. Kemudian apakah vaksin tidak akan merusak kesehatan, zat-zat apa saja yang ada di sana, dan sebagainya," katanya.
Menurut dia, hal-hal ini mungkin sudah dipahami secara jelas oleh para dokter atau tenaga medis namun belum bagi masyarakat awam apalagi yang berada di desa-desa.
Mery Kolimon mengatakan bahkan ada aspek politik juga muncul dalam perdebatan di masyarakat yang mempertanyakan penggunaan vaksin Sinovac dari China yang disebut buatan Komunis.
"Jadi ini menunjukkan betapa pentingnya edukasi. Kami melihat ini menjadi pekerjaan kita semua dan mesti menjadi gerakan bersama," katanya.
Ia menambahkan di internal GMIT, sejumlah klasis sudah berupaya mengundang pihak dinas kesehatan, dokter, untuk memberikan edukasi kepada masyarakat atau jemaat namun masih sebatas inisiatif gereja lokal.
"Kami ingin mendorong juga ada energi yang disiapkan untuk itu. Kami tokoh agama siap tetapi karena tidak dilatarbelakangi ilmu kesehatan maka perlu dilakukan secara bersama-sama," katanya.
Baca juga: Takut divaksin, puluhan warga di Alor panik dan kabur ke hutan
Baca juga: 24.320 orang nakes di NTT telah divaksin COVID-19