NTT Miliki Kekayaan Terpendam

id Kekayaan

NTT Miliki Kekayaan Terpendam

Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (tengah) mengenakan kain tenun Lamaholot atau masyaraat setempat menyebutnya Nowin saat meresmikan Taman Doa Bukit Fatima di San Dominggo Larantuka, Kabupaten Flores Timur, bersama Gubernur NTT Frans L

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan terpendam di Indonesia.
Larantuka (Antara NTT) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan terpendam di Indonesia.

"NTT adalah provinsi yang memiliki banyak kekayaan. Namun sayangnya kurang diperhatikan selama ini, karena manajemen pembangunan tidak dilakukan secara holistik dan terintegrasi," katanya saat melakukan kunjungan kerja ke Larantuka, ibu kota Kabupaten Flores Timur, Selasa (31/10).

Ia mengaku bahwa selama ini provinsi berbasis kepulauan itu tidak diurus secara terintegrasi dan holistik apalagi Kota Larantuka, ibu kota Flores Timur yang memiliki begitu banyak kekayaan yang terpendam.

Menko Luhut kemudian memberi contoh terhadap potensi garam di Nusa Tenggara Timur. "Potensi garam di daerah ini, jika dikelola secara maksimal, bisa menutup garam impor yang berlangsung selama ini," katanya.

Lahan garam di NTT, menurut data yang dimiliki Pemerintah, dari 1 hektare lahan garam bisa menghasilkan 100 ton garam, artinya bila ada 21.000 hektare lahan garam, bisa memproduksi hingga 21 juta ton garam.

"Apabila dikalkulasi dengan perhitungan biaya saat ini, maka akan ada perputaran uang sekitar Rp30 triliun di NTT, dan hanya dari garam," katanya.

Namun, Menko Luhut menegaskan, masyarakat lokal pun harus mendapatkan manfaat dari potensi garam ini, terutama masyarakat sebagai pemilik tanah yang dijadikan lahan garam.

"Saya sudah bilang juga dengan pengusaha-pengusaha dan PT Garam, pokoknya rakyat itu yang punya lahan harus juga menikmati, jadi semua terintegrasi," katanya.

"Saya juga sudah berpesan kepada semua pihak termasuk Menteri Agraria dan Tata Ruang, tanah yang punya rakyat itu harus menikmati garam," katanya menegaskan.

Menko Luhut juga berharap Gereja, MUI, pastor, pendeta dan tokoh masyarakat untuk mengajarkan kebersihan kepada masyarakat.

"Saya tanya Pak Gubernur turis ke NTT katanya mencapai satu juta dan mungkin tahun depan sekitar satu juta dua ratus kalau infrastruktur kita perbaiki maka 2019 akan mencapai dua juta turis," ujarnya.

Menko Luhut menyatakan bahwa Labuan Bajo sudah menjadi salah satu destinasi pariwisata terbaik dan berharap NTT mengembangkan potensi pariwisata lainnya namun harus memperhatikan masalah kebersihan.

Bila pariwisata NTT berkembang maka diperkirakan NTT akan menjadi propinsi kaya dengan pendapatan Rp60 triliun dari garam dan pariwisata.