Pemda - kelompok tani Kabupaten Kupang panen 20 ton bawang merah
...Hasil panen perdana bawang ini luar biasa, setelah panen ini kami akan bantu untuk mendapatkan solusi dari kendala distribusi bawang ke pasaran
Kupang (ANTARA) - Gubernur Nusa Tenggara Timur Viktor Bungtilu Laiskodat bersama Bupati Kupang Korinus Maseno serta kelompok petani melakukan panen bawang merah dengan dengan total sebanyak 20 ton di Kelurahan Oesao Kabupaten Kupang, Pulau Timor.
"Hasil panen perdana bawang ini luar biasa, setelah panen ini kami akan bantu untuk mendapatkan solusi dari kendala distribusi bawang ke pasaran," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Selasa, (29/9).
Dalam kegiatan panen perdana itu, Gubernur meminta para kelompok tani yang membudidayakan bawang merah varietas Lokananta agar secara konsisten meningkatkan produksinya.
"Jangan malas. Para pendamping penyuluh pertanian bersama Kepala Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten juga saya tuntut untuk selalu turun ke lapangan bersama para petani," katanya.
Menurut dia, Kabupaten Kupang memiliki potensi besar sebagai penghasil berbagai komoditas pertanian dengan dukungan areal lahan pertanian yang luas. Kondisi ini cukup menjanjikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian.
Pemerintah Provinsi NTT bersama Pemerintah Kabupaten Kupang, kata dia akan terus membantu petani termasuk petani bawang merah di Oesao dan sekitarnya untuk dapat meningkatkan produksi hingga pendistribusian hasil.
"Ada beberapa daerah di NTT juga yang susah bawang contohnya Sumba dan tentu saja akan kita kirim juga keluar NTT," katanya.
Sementara itu, Bupati Kupang Korinus Masneno menjelaskan usaha budidaya bawang merah yang dipanen itu dijalankan oleh Kelompok Tani Maju bersama dan Kelompok Tani Fajar Pagi dengan estimasi hasil panen sebanyak 20 ton.
"Kegiatan panen ini merupakan salah satu bentuk pemulihan ekonomi warga di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung," katanya.
Ia mengatakan potensi panen bawang merah cukup tinggi dengan masa panen yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu ia meminta petani setempat agar mengelola dengan baik melalui penerapan metode teknologiTSS (True Seed Shallots) yang telah diperkenalkan.
Metode TSS merupakan alternatif untuk produksi bawang merah yang lebih efektif dan efisien dibandingkan penggunaan tanam umbi, dimana dalam metode ini, biji bawang merah yang ditanam dalam waktu tertentu (4-5 bulan) dan diproses sebagai benih. Dengan metode ini kebutuhan benih untuk lahan satu hektare hanya membutuhkan sekitar 3-7 kilogram.
"Dengan metode ini jelas akan menghemat biaya operasional produksi dan memiliki prospek yang tinggi untuk pasar ekspor. Saya pun berharap program ini dapat kita maksimalkan di daerah-daerah lain di Kabupaten Kupang, dikarenakan kita punya potensi lahan yang bagus," katanya.
Baca juga: Gubernur NTT minta kalangan arsitek berkolaborasi bangun pariwisata
Baca juga: Gubernur: Penambahan kandang karantina dorong produktivitas ternak
"Hasil panen perdana bawang ini luar biasa, setelah panen ini kami akan bantu untuk mendapatkan solusi dari kendala distribusi bawang ke pasaran," kata Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Kupang, Selasa, (29/9).
Dalam kegiatan panen perdana itu, Gubernur meminta para kelompok tani yang membudidayakan bawang merah varietas Lokananta agar secara konsisten meningkatkan produksinya.
"Jangan malas. Para pendamping penyuluh pertanian bersama Kepala Dinas Pertanian provinsi dan kabupaten juga saya tuntut untuk selalu turun ke lapangan bersama para petani," katanya.
Menurut dia, Kabupaten Kupang memiliki potensi besar sebagai penghasil berbagai komoditas pertanian dengan dukungan areal lahan pertanian yang luas. Kondisi ini cukup menjanjikan dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui sektor pertanian.
Pemerintah Provinsi NTT bersama Pemerintah Kabupaten Kupang, kata dia akan terus membantu petani termasuk petani bawang merah di Oesao dan sekitarnya untuk dapat meningkatkan produksi hingga pendistribusian hasil.
"Ada beberapa daerah di NTT juga yang susah bawang contohnya Sumba dan tentu saja akan kita kirim juga keluar NTT," katanya.
Sementara itu, Bupati Kupang Korinus Masneno menjelaskan usaha budidaya bawang merah yang dipanen itu dijalankan oleh Kelompok Tani Maju bersama dan Kelompok Tani Fajar Pagi dengan estimasi hasil panen sebanyak 20 ton.
"Kegiatan panen ini merupakan salah satu bentuk pemulihan ekonomi warga di tengah situasi pandemi COVID-19 yang masih berlangsung," katanya.
Ia mengatakan potensi panen bawang merah cukup tinggi dengan masa panen yang tidak terlalu lama. Oleh karena itu ia meminta petani setempat agar mengelola dengan baik melalui penerapan metode teknologiTSS (True Seed Shallots) yang telah diperkenalkan.
Metode TSS merupakan alternatif untuk produksi bawang merah yang lebih efektif dan efisien dibandingkan penggunaan tanam umbi, dimana dalam metode ini, biji bawang merah yang ditanam dalam waktu tertentu (4-5 bulan) dan diproses sebagai benih. Dengan metode ini kebutuhan benih untuk lahan satu hektare hanya membutuhkan sekitar 3-7 kilogram.
"Dengan metode ini jelas akan menghemat biaya operasional produksi dan memiliki prospek yang tinggi untuk pasar ekspor. Saya pun berharap program ini dapat kita maksimalkan di daerah-daerah lain di Kabupaten Kupang, dikarenakan kita punya potensi lahan yang bagus," katanya.
Baca juga: Gubernur NTT minta kalangan arsitek berkolaborasi bangun pariwisata
Baca juga: Gubernur: Penambahan kandang karantina dorong produktivitas ternak