Kupang (Antara NTT) - Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika Stasiun Waingapu Widiyanto menjelaskan, gempa 4.6 skala Richter (SR) yang menguncang Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT pada Selasa (29/11) malam, akibat aktivitas patahan lokal.
"Ditinjau dari kedalaman hiposensternya, gempa bumi ini merupakan gempa bumi dangkal akibat aktivitas patahan lokal," kata Widiyanto kepada Antara, Rabu terkait gempa bumi yang terjadi di Sumba Barat Daya.
Hasil analisis BMKG menunjukan bahwa gempa bumi terjadi pada pukul 23:05:19 WITA dengan kekuatan M=4.6 skala Richter dengan episenter terletak pada koordinat 9.71 LS dan 118.90 BT, pada kedalaman 10 km.
Peta tingkat guncangan (shake map) BMKG menunjukan, dampak gempa bumi berupa guncangan kuat di rasakan di daerah Kodi, Tambolaka, Sumba Tengah, Praiwoenga, dan Lewa dalam skala intensitas II SIG-BMKG atau (III-IV MMI).
Di daerah ini guncangan gempa bumi dilaporkan dirasakan oleh orang banyak. Sampai saat ini, belum ada laporan adanya kerusakan akibat guncangan gemba bumi tersebut.
Terkait dengan peristiwa gempa bumi di Barat Daya Kabupaten Sumba Barat Daya yang terjadi, hingga saat ini belum terjadi aktivitas gempa bumi susulan.
"Memang ada laporan gempa sebelumnya dengan skala yang berbeda, tetapi sesungguhnya hanya satu kali gempa," ungkapnya.
Dia juga meminta masyarakat agar tetap tenang, dan terus mengikuti arahan BPBD dan BMKG. Khusus masyarakat di daerah pesisir Pulau Sumba diimbau agar tidak terpancing isu karena gempa bumi yang terjadi tidak berpotensi tsunami.