Puskesmas di Nagekeo perluas layanan bagi remaja cegah stunting

id nangaroro,nagekeo,ntt,kekerdilan,stunting

Puskesmas di Nagekeo perluas layanan bagi remaja cegah stunting

Petugas kesehatan dari Puskesmas Nangaroro di Kabupaten Nagekeo, NTT memberikan tablet penambah darah bagi remaja putri sebagai langkah awal upaya pencegahan kekerdilan (stunting). (ANTARA/HO-Dokumentasi Pribadi)

Kami menjalankan posyandu remaja putri basis anak sekolah setiap bulan dengan melakukan beberapa kegiatan...
Manggarai Barat, NTT (ANTARA) - Puskesmas Nangaroro di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur, memperluas layanan pos pelayanan terpadu (posyandu) dari balita dan ibu hamil ke para remaja sebagai upaya pencegahan stunting di wilayah kerja puskesmas tersebut.

"Kami menjalankan posyandu remaja putri basis anak sekolah setiap bulan dengan melakukan beberapa kegiatan," kata Kepala Puskesmas Nangaroro dr Maria Fransiska Ndoi ketika dihubungi dari Labuan Bajo, Manggarai Barat, Sabtu, (30/7/2022).

Upaya perluasan layanan petugas kesehatan tersebut dilakukan mengingat para remaja putri kelak menjadi calon ibu.

Menurutnya, sebagai calon ibu, remaja putri harus memiliki kualitas kesehatan. Salah satunya dengan mengonsumsi makanan bergizi untuk mencegah anemia.

Dalam kegiatan posyandu remaja, puskesmas melakukan pemeriksaan kesehatan kaum remaja putri serta pemberian tablet tambah darah.

Dia menyebutkan 803 remaja putri dalam wilayah kerja puskesmas telah menerima tablet penambah darah.

Para remaja putri diminta menjaga pola hidup yang bersih dan sehat, mengonsumsi buah-buahan, serta lauk-pauk yang kaya protein.

Mereka juga harus terbiasa sarapan, minum air putih yang cukup, dan teratur mengonsumsi tablet penambah darah. Remaja putri juga disarankan membatasi konsumsi pangan yang terlalu manis, berlemak dan asin.

Langkah yang diambil oleh Puskesmas Nangaroro merupakan bentuk kolaborasi bersama pemerintah desa dan kelurahan dalam wilayah kerja puskesmas untuk memerangi masalah stunting.

Dia berharap posyandu remaja dapat menjadi langkah untuk mempersiapkan kesehatan dini remaja putri sebelum menjadi ibu.

"Supaya ketika mereka memiliki anak, maka anak tidak memiliki berat badan lahir rendah (BBLR), melainkan bayi yang sehat dan berkualitas," ungkapnya.

Adapun berdasarkan data operasi timbang yang dilakukan puskesmas per Februari 2022, sebanyak 262 anak di wilayah Kecamatan Nangaroro mengalami stunting dengan persentase 17,7 persen.

Operasi timbang berikutnya akan dilakukan serentak secara nasional pada Agustus 2022 untuk mengetahui perkembangan penanganan stunting.

Baca juga: Nagekeo inovasi layanan vaksinasi COVID-19 lewat penyaluran BLT

Puskesmas pun berkolaborasi dengan desa untuk mengalokasikan anggaran melalui dana desa untuk pemenuhan nutrisi hewani dan susu. Puskesmas juga rutin melakukan kunjungan rumah untuk mendapatkan data yang lebih komprehensif terkait stunting.

Baca juga: Dispar Nagekeo dorong pemakaian kain tenun dipamerkan

"Permasalahan yang kami temukan ialah tekanan ekonomi yang menyebabkan anak kekurangan gizi," kata dia menandaskan.