Bajawa (ANTARA) - Puskesmas Sita di Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur memperkuat upaya preventif dan promotif untuk mengatasi masalah stunting pada 14 desa yang menjadi wilayah kerja puskesmas tersebut.
"Dari 394 anak stunting pada Februari 2022, turun menjadi 325 anak pada Agustus 2022. Kami berkomitmen untuk selalu memberikan informasi dan edukasi terkait kesehatan ibu dan anak lewat upaya promotif dan preventif," kata Kepala Puskesmas Sita Aventinus Gonsales Jamin ketika dihubungi dari Bajawa, Rabu, (21/9/2022).
Dia menjelaskan petugas puskesmas aktif memberikan edukasi, penyuluhan/konseling saat pelayanan posyandu, penimbangan berat badan setiap bulan, kelas balita, kunjungan rumah untuk balita stunting, serta gerakan Orang Tua Asuh untuk anak stunting.
Selain itu Puskesmas Sita juga melakukan inovasi PERMATA LOKA atau Pemberian Makanan Tambahan Berbasis Pangan Lokal.
Dalam inovasi itu, petugas Program Gizi Masyarakat melakukan demonstrasi bersama kader dan masyarakat membuat makanan untuk anak dalam berbagai kegiatan, khususnya kegiatan posyandu.
"Menu yang dibuat seperti kroket dan perkedel yang berbahan baku umbi-umbian yang dicampur dengan sayur-sayuran, kue dari labu kuning, dan menu lainnya," kata Aventinus.
Dia melanjutkan informasi mengenai tanda-tanda bahaya selama masa kehamilan maupun persalinan pun diperluas karena berpeluang menyebabkan anak stunting.
Baca juga: Manggarai Barat komitmen atasi stunting
Aventinus menjelaskan anemia berat yang dialami ibu, tinggi badan dan lingkar lengan yang kurang dari standar ideal, serta ibu hamil kekurangan energi kronis (KEK) dapat berdampak pada pertumbuhan perkembangan janin yang kurang maksimal.
Baca juga: Pemkab Manggarai Barat gencarkan program P2L cegah stunting
"Bagaimana ibu dapat memenuhi kebutuhan HB untuk janin kalau ibunya mengidap anemia, begitupun halnya dengan ibu hamil KEK. Ibu tidak dapat memberikan nutrisi yang baik kepada janinnya karena ibunya sendiri tidak dalam kondisi sehat atau prima sebagai ibu hamil," katanya menandaskan.