BI dan Pemda NTT tanam 222 ribu bibit cabai kendalikan inflasi
Pemerintah Provinsi NTT terus melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan inflasi, salah satunya dengan melakukan gerakan penanaman cabai yang memiliki kontribusi terhadap inflasi...
Kupang (ANTARA) - Bank Indonesia bersama Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur mendistribusikan bantuan 222 ribu bibit cabai di 22 kabupaten/kota di provinsi berbasis kepulauan ini sebagai upaya untuk mengendalikan inflasi.
"Pemerintah Provinsi NTT terus melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan inflasi, salah satunya dengan melakukan gerakan penanaman cabai yang memiliki kontribusi terhadap inflasi," kata Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTT DR Jusuf Lerry Rupidara di Kupang, Rabu, (28/12/2022).
Ia menjelaskan setiap kabupaten/kota mendapat bantuan 10.000 bibit cabai dari Bank Indonesia Perwakilan NTT.
Menurut dia Pemerintah NTT terus mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam menanam tanaman pangan cepat panen (TPCP) untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Tanaman pangan cepat panen sebagai salah satu strategi yang dilakukan Pemerintah NTT dalam mengatasi kelangkaan komoditas pangan yang bisa berdampak pada inflasi," tegas Jusuf Lerry Rupidara.
Menurut dia tingkat inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga minggu keempat Desember 2022 berada pada posisi 6,77 persen.
Dia menambahkan pemerintah kabupaten/kota di NTT perlu melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan inflasi seperti terus melakukan operasi pasar, melakukan inspeksi mendadak ke pasar guna memantau harga dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, melakukan kerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, serta merealisasikan belanja tidak terduga serta mendukung transportasi dari belanja tidak terduga.
Sementara itu Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT Daniel A Prasetyo mengatakan bantuan bibit cabai untuk masyarakat merupakan upaya Bank Indonesia mendorong masyarakat NTT untuk mengoptimalkan lahan yang ada untuk pengembangan usaha produktif.
"Dengan bantuan bibit tanaman cabai diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk meningkatkan produktivitas usaha masyarakat dengan mengoptimalkan lahan potensial yang ada," kata Daniel A Prasetyo.
Baca juga: Mendagri tekankan Pemda harus intensifkan pengendalian inflasi
Baca juga: Kabupaten Lembata catatkan realisasi tertinggi belanja penanganan inflasi di NTT
"Pemerintah Provinsi NTT terus melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan inflasi, salah satunya dengan melakukan gerakan penanaman cabai yang memiliki kontribusi terhadap inflasi," kata Kepala Biro Perekonomian dan Administrasi Pembangunan Setda Provinsi NTT DR Jusuf Lerry Rupidara di Kupang, Rabu, (28/12/2022).
Ia menjelaskan setiap kabupaten/kota mendapat bantuan 10.000 bibit cabai dari Bank Indonesia Perwakilan NTT.
Menurut dia Pemerintah NTT terus mendorong masyarakat untuk lebih aktif dalam menanam tanaman pangan cepat panen (TPCP) untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
"Tanaman pangan cepat panen sebagai salah satu strategi yang dilakukan Pemerintah NTT dalam mengatasi kelangkaan komoditas pangan yang bisa berdampak pada inflasi," tegas Jusuf Lerry Rupidara.
Menurut dia tingkat inflasi di Provinsi Nusa Tenggara Timur hingga minggu keempat Desember 2022 berada pada posisi 6,77 persen.
Dia menambahkan pemerintah kabupaten/kota di NTT perlu melakukan berbagai upaya dalam mengendalikan inflasi seperti terus melakukan operasi pasar, melakukan inspeksi mendadak ke pasar guna memantau harga dan ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat, melakukan kerja sama dengan daerah penghasil komoditas untuk kelancaran pasokan, gerakan menanam, serta merealisasikan belanja tidak terduga serta mendukung transportasi dari belanja tidak terduga.
Sementara itu Deputi Kepala Bank Indonesia Perwakilan NTT Daniel A Prasetyo mengatakan bantuan bibit cabai untuk masyarakat merupakan upaya Bank Indonesia mendorong masyarakat NTT untuk mengoptimalkan lahan yang ada untuk pengembangan usaha produktif.
"Dengan bantuan bibit tanaman cabai diharapkan masyarakat bisa memanfaatkan lahan yang ada untuk meningkatkan produktivitas usaha masyarakat dengan mengoptimalkan lahan potensial yang ada," kata Daniel A Prasetyo.
Baca juga: Mendagri tekankan Pemda harus intensifkan pengendalian inflasi
Baca juga: Kabupaten Lembata catatkan realisasi tertinggi belanja penanganan inflasi di NTT