BMKG imbau nelayan waspadai gelombang tinggi di selatan NTT

id gelombang tinggi ntt,cuaca maritim ntt,cuaca ekstrem ntt,laut ntt,bmkg,ntt

BMKG imbau nelayan waspadai gelombang tinggi di selatan NTT

Ilustrasi - Warga menyaksikan gelombang laut dari atas kapal saat melintasi wilayah perairan Laut Sawu, NTT. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Potensi gelombang tinggi berkisar 2,5-4 meter berpeluang melanda wilayah selatan NTT yaitu Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu dan Laut Sawu bagian selatan...
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau nelayan agar mewaspadai potensi gelombang tinggi di wilayah perairan laut bagian selatan Nusa Tenggara Timur (NTT) selama beberapa hari ke depan.  

"Potensi gelombang tinggi berkisar 2,5-4 meter berpeluang melanda wilayah selatan NTT yaitu Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu dan Laut Sawu bagian selatan," kata Pelaksana Tugas Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau Kupang BMKG Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa, (11/4/2023).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan prakiraan cuaca maritim di wilayah perairan laut NTT yang berlaku selama 12-14 April.

Ia mengatakan selain kapal nelayan, potensi gelombang tinggi tersebut juga beresiko tinggi terhadap pelayaran kapal ferry. 

Oleh sebab itu, kata dia, para nelayan maupun operator kapal yang hendak melintasi wilayah perairan tersebut agar lebih waspada.

Agung mengatakan, selain itu, beberapa titik wilayah perairan lain di NTT juga berpotensi dilanda gelombang dengan ketinggian sedang (1,25-2,5 meter) yaitu Selat Sumba bagian barat, Laut Sawu, perairan Kupang-Rote, Samudera Hindia selatan Kupang-Rote.  

Potensi gelombang sedang, kata dia, juga patut diwaspadai karena beresiko tinggi terhadap perahu nelayan.

Ia menjelaskan, sementara itu, hasil analisa sinoptik menunjukkan kondisi angin pada umumnya bertiup dari arah barat laut ke timur laut dengan kecepatan skala beaufort.

Agung mengingatkan para nelayan dan operator kapal agar terus mengikuti perkembangan informasi terkini mengenai cuaca maritim dari BMKG sebagai acuan untuk menentukan kegiatan pelayaran.

Selain itu, warga yang hendak berpergian melalui jalur laut juga perlu terus memantau kondisi cuaca untuk mengantisipasi dampak cuaca buruk dalam perjalanan. 

Baca juga: Nelayan amankan kapal di Pulau Semau hindari dampak cuaca ekstrem

Baca juga: Banjir rob berpeluang landa empat pulau di NTT, menurut BMKG