Kupang (ANTARA News NTT) - Kantor Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur pada triwulan I tahun 2019 berada pada kisaran antara 4,90-5,30 persen.
"Pertumbuhan ini melambat dibandingkan dengan kisaran pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV tahun 2018 sebesar 5,00-5,40 persen," kata Kepala Unit Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi NTT Krisna Setioaji di Kupang, Kamis (17/1).
Hasil kajian ekonomi dan keuangan regional Provinsi NTT yang dilakukan pihaknya menunjukkan bahwa perlambatan tersebut, karena peningkatan konsumsi rumah tangga yang diikuti peningkatan impor antardaerah yang lebih besar.
Karena selain untuk memenuhi kebutuhan konsumsi pada triwulan 1 2019, juga untuk memenuhi kebutuhan investasi atau pembentukan modal tetap bruto (MTB) yang diperkirakan tumbuh relatif stabil, seperti mendatangkan permesinan dan bahan baku dari Pulau Jawa.
Di sisi lain, kata dia, konsumsi pemerintah daerah diperkirakan meningkat seiring dengan kecenderungan mempercepat realisasi belanja sejak awal tahun sehingga menjadi faktor penahan perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Sementara dari sisi lapangan usaha, perlambatan pertumbuhan diperkirakan disumbang dari lapangan usaha konstruksi, perdagangan besar dan eceran, serta jasa pendidikan.
"Lapangan usaha konstruksi diperkirakan melambat akibat realisasi pembangunan pada awal tahun yang masih belum optimal karena menunggu tender pemerintah," katanya.
Baca juga: Inflasi di NTT selama 2018 masih tetap rendah
Namun demikian, pihaknya memperkirakan pertumbuhan pada triwulan I/2019 masih lebih baik dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya.
Hal ini didukung dengan kelanjutan proyek pembangunan multiyear seperti Bendungan Temef di Kabupaten Timor Tengah Selatan, Bendungan Napung Gete di Kabupaten Sikka, serta percepatan pembangunan pembangkit dan jarinagan kelistrikan.
Ia menambahkan, lapangan usaha pedagangan besar dan eceran diperkirakan tumbuh melambat seiring permintaan masyarakat untuk barang sekunder dan tersier seperti kendaraan bermotor dan peralatan elektornik yang melambat pasca Hari Raya Natal dan Tahun Baru 2019.
Selain itu, jasa pendidikan juga diperkirakan ikut melambat akibat layanan pendidikan yang masih belum banyak dilakukan pada awal tahun. Namun, pertumbuhan jasa pendidikan diperkirakan masih lebih baik seiring dengan meningkatnya animo masyarakat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang SMK.
Kecenderungan tersebut, kata dia, karena keterampilan yang diperoleh dari SMK langsung digunakan untuk mencari pekerjaan di sektor pariwisata yang permintaan tenaga kerjanya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Baca juga: BI : Tahun politik dorong pertumbuhan ekonomi NTT
Perekonomian NTT triwulan I diperkirakan tumbuh 4,90-5,30 persen
Kantor Bank Indonesia Perwakilan Nusa Tenggara Timur memperkirakan pertumbuhan ekonomi Nusa Tenggara Timur pada triwulan I tahun 2019 berada pada kisaran antara 4,90-5,30 persen.