Wacana pemindahan ibu kota Kabupaten Flotim

id warga diaspora flores timur,gempar,gempar flotim-kupang,diskusi akbar,pemindahan ibu kota,larantuka,flores timur,ntt

Wacana pemindahan ibu kota Kabupaten Flotim

Tangkapan layar diskusi virtual yang digelar Gempar Flotim-Kupang bertema "Wacana Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Flores Timur", Jumat (12/5/2023). (ANTARA/HO-Gempar Florim-Kupang)

...Saya tertarik juga untuk konsep water front city, karena Flotim memiliki tiga pulau yaitu daratan Larantuka, Adonara, dan Solor

Kupang (ANTARA) - Warga kaum muda diaspora asal Kabupaten Flores, yang terhimpun dalam organisasi Gerakan Pemuda Diaspora (Gempar) Flotim-Kupang menggelar diskusi akbar yang mengangkat wacana pemindahan ibu kota Kabupaten Flores Timur.

"Tema pemindahan ibu kota Flores Timur menjadi sebuah langkah berani dari teman-teman muda lintas profesi di Gempar dalam menyumbangkan gagasan dan konsep demi kemajuan Flores Timur," kata Ketua Gempar Flotim-Kupang Maxi Kopong Lamapaha dalam diskusi bertema "Wacana Pemindahan Ibu Kota Kabupaten Flores Timur" yang digelar secara virtual, Jumat (12/5/2023).

Ia mengatakan, pemindahan ibu kota kabupaten bukan merupakan hal terlarang. Di NTT, kata dia, beberapa daerah juga telah melakukannya seperti Kabupaten Kupang, Kabupaten Sumba Tengah.

Maxi mengatakan, Gempar merasa bertanggung jawab untuk memikirkan nasib Larantuka sebagai ibu kota Kabupaten Flores Timur saat ini dari sisi pembangunannya secara berkelanjutan.

Ia menyebutkan sejumlah tantangan pembangunan seperti kepadatan populasi penduduk, keterbatasan ruang pengembangan, wilayah rawan bencana, termasuk aspek sosial budaya Larantuka sebagai kota religi yang dikenal memiliki tradisi Prosesi Semana Santa.

"Oleh sebab itu Gempar menghadirkan diskusi akbar ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk bersama-sama mengulas gagasan pemindahan ibu kota," katanya.

Sejumlah pihak dihadirkan sebagai pemantik diskusi antara lain pemerhati budaya Frans Ola Wuan yang mengulas sisi sosial budaya, Doses Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Drs Marianus Kleden MSi dari sisi kebijakan publik, Dosesn Universitas Nusa Cendana Dr Yohanes Tuba Helan dari sisi hukum tata negara.

Selain itu dari sisi tata ruang oleh Kepala Bappelitbangda Flores Timur, Apolonia Corebima, dan aspek planologi diulas Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Indonesia Provinsi NTT Leonardus KH Manggol.

Salah satu penanggap diskusi, Mantan Bupati Flores Timur ((2017-2022) Antonius Gege Hadjon mengapresiasi langkah berani Gempar Flotim-Kupang untuk mewacanakan pemindahan ibu kota Kabupaten Flores Timur.

"Wacana pemindahan ibu kota ini tentu bukan hal yang tabuh untuk didiskusikan karena juga diatur dalam regulasi," katanya.

Ia mengatakan, pada masa kepemimpinannya, pemerintah daerah terus berpikir terkait konsep pengembangan kota agar tercapainya pelayanan publik yang efisien maupun kenyamanan hidup warga kota dalam beraktivitas.

Antonius menambahkan pemindahan ibu kota yang diwacanakan sebagai sebuah gagasan menarik yang perlu dikaji lebih lanjut secara mendalam dan komprehensif.

Sementara itu, Agustinus Payong Boli yang juga Mantan Wakil Bupati Flores Timur (2017-2022) juga mengapresiasi gagasan pemindahan ibu kota yang dimunculkan Gempar Flotim-Kupang

"Gagasan ini patut diapresiasi sebuah sebuah niat baik yang mencerminkan peran generasi muda dalam memikirkan konsep pengembangan kota dalam 10-25 tahun ke depan untuk kemajuan Flores Timur yang lebih baik," katanya.

Payong Boli mengatakan, aspek penting dalam hal pemindahan ibu kota, selain dari kajian ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan, yaitu kemauan secara politik dari kepala daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

Penanggap diskusi lainnya, Stefanus Ola Demon mengatakan, konsep lain yang juga penting dipikirkan selain pemindahan ibu kota yaitu perluasan wilayah kota untuk peningkatan konektivitas wilayah Kabupaten Flores Timur yang berciri kepulauan.

"Saya tertarik juga untuk konsep water front city, karena Flotim memiliki tiga pulau yaitu daratan Larantuka, Adonara, dan Solor," katanya.

Petrus Keron juga mengapresiasi wacana yang diusung Gempar Flotim-Kupang terkait pemindahan ibu kota, salah satunya untuk menjaga keberlanjutan kota tersebut sebagai kota warisan kerajaan Larantuka serta kota suci.

"Oleh sebab itu, nilai-nilai yang melekat pada Kota Larantuka harus bisa dijaga dengan baik di tengah pesatnya perkembangan peradaban," katanya.

Ia menambahkan, pemindahan ibu kota kabupaten atau pusat pemerintahan sejatinya harus bermuara pada kecepatan pelayanan publik yang efektif dan efisien untuk kesejahteraan warga.

Adapun diskusi virtual itu diikuti puluhan orang dari berbagai kalangan baik pemerintah, swasta, akademisi, insan pers, dan masyarakat umum.

Baca juga: Gelar diskusi akbar, Gempar wacanakan pemindahan ibu kota Flores Timur

Baca juga: Rayakan HUT ke-25, Warga diaspora Witihama gelar pentas budaya di Kupang