"Pelatihan itu sebagai upaya pengkaderan dalam rangka menjadi pilot drone sprayer. Materi terkait spesifikasi drone sprayer, aspek teknis dan operasional dan manajemen serta pemberdayaan kelompok tani oleh perusahaan penyedia teknologi," kata Kepala Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kabupaten Manggarai Barat Laurensius Halu dihubungi di Labuan Bajo, Selasa, (29/10).
Ia menambahkan pelatihan itu telah dilakukan sejak 28-31 Oktober 2024 dan merupakan upaya pemerintah daerah memperkenalkan pertanian cerdas atau smart farming kepada petani.
Pemerintah daerah telah mengadakan sebanyak tiga unit drone pertanian penyemprot pupuk dan pestisida dengan total anggaran Rp1,3 milyar.
"Kami upayakan bisa melayani dan memenuhi kebutuhan petani dalam rangka pengendalian hama dan penyakit serta pemupukan melalui pemanfaatan drone sprayer ini," katanya.
Ia menjelaskan drone pertanian penyemprot berkapasitas sebanyak 16 liter itu akan digunakan untuk lahan baku sawah seluas 16.875 hektare di daerah itu.
"Satu unit drone ini kapasitas 16 liter dan untuk 1 hektare habiskan waktu 8-15 menit per hektare, jadi 1 hektare dua kali terbang, sehingga cepat dan murah, kalau pakai penyemprot biasa untuk satu hektare bisa sampai 2-3 hari kalau satu orang yang kerjakan," katanya.
Selain membantu petani dalam pengendalian hama dan penyakit tanaman, kata dia, penggunaan teknologi drone pertanian penyemprot pupuk dan pestisida dapat menghindari kontak fisik petani dengan residu kimia.
"Setiap tahun di dinas pertanian ada stok gudang pestisida, jadi pestisida kita siapkan dan pemerintah juga siapkan tenaga operasional, nanti kontribusi petani adalah bahan bakar untuk operasional, jadi murah sekali, makanya saat training kita akan lihat kebutuhan bahan bakarnya berapa banyak," katanya.
Baca juga: Pemkab Mabar harap penyuluh KB gencar sosialisasi alat kontrasepsi
Baca juga: Pemkab Mabar harap penyuluh KB gencar sosialisasi alat kontrasepsi
Ia menargetkan penggunaan perdana teknologi drone pertanian penyemprot pupuk dan pestisida akan dilaksanakan pekan depan di Persawahan Lembor.
Baca juga: NTT optimalkan peran penyuluh untuk tingkatkan produksi pertanian
Baca juga: NTT optimalkan peran penyuluh untuk tingkatkan produksi pertanian
"Kami utamakan di Lembor dulu, sekitar 3.500 hektare sawah," katanya.*