Prolanis Cegah Diabetes Melitus Di Kota Kupang

id Diabetes Melitus

Oleh Yohanes Adrianus

Kupang (Antara NTT) - Pemerintah Kota Kupang menerapkan program pengelolaan penyakit kronis (Prolanis) untuk mencegah munculnya penyakit diabetes melitus di wilayah ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Pemeriksaan akan kita lakukan secara rutin di setiap puskesmas dengan titik fokus pada diabetes melitus," kata Kepala Dinas Kesehatan Kota Kupang dr Ary Wijana di Kupang, Senin (14/11).

Dia mengatakan hal itu ketika ditanya Antara terkait langkah-langkah yang dilakukan pihaknya dalam mengantisipasi penyakit diabets melitus yang menjadi salah satu ancaman bagi warga Kota Kupang saat ini.

Menurut dia, Prolanis sudah dilakukan selama ini dengan mendapat dukungan dana sebesar Rp11 miliar untuk tahun anggaran 2016.

"Warga masyarakat dapat melakukan memeriksa gula darah secara gratis di puskesmas-puskesmas yang ada, dan akan mendapat pengobatan lebih lanjut melalui program BPJS jika terkena gula darah," ujarnya.

"Jika ada warga yang tidak atau belum miliki BPJS maka akan dibantu melalui jaminan kesehatan daerah (Jamkesda)," katanya.

Ia tidak merinci secara detail jumlah warga Kota Kupang yang terkena serangan penyakit diabetes melitus (kencing manis), namun jumlahnya sudah pada tingkat yang mengkhawatirkan.

Selain program pemeriksaan rutin, setiap petugas di puskesmas dan puskesmas pembantu juga melakukan sosialisasi terkait kewaspadaan penyakit kencing manis itu kepada warga masyarakat.

Pola makan yang tidak memenuhi standar kesehatan, obesitas dan kurang berolahraga akan menjadi salah satu pemicu terjadinya penyakit tersebut.

"Karena itu kita terus sampaikan kepada seluruh warga Kota Kupang untuk menjaga pola hidup sehat dengan tetap mengkonsumsi makanan sehat dan seimbang dan terus berolahraga secara teratur," katanya.

Dari aspek teori, mantan Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kupang itu menjelaskan, diabetes melitus yang juga dikenal di Indonesia dengan istilah penyakit kencing manis adalah kelainan metabolik yang disebabkan oleh banyak faktor.

Sejumlah faktor itu seperti kurangnya insulin atau ketidakmampuan tubuh untuk memanfaatkan insulin (Insulin resistance), dengan simtoma berupa hiperglikemia kronis dan gangguan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein.

Terjadi defisiensi sekresi hormon insulin, aktivitas insulin, atau keduanya, serta defisiensi transporter glukosa atau keduanya.

Berbagai penyakit, sindrom dan simtoma dapat terpicu oleh diabetes melitus, antara lain, alzheimer, ataxia-telangiectasia, sindrom Down, penyakit huntington, kelainan mitokondria, distrofi miotonis, penyakit Parkinson, sindrom Prader-Willi, sindrom Werner, sindrom Wolfram, leukoaraiosis, demensia, hipotiroidisme, hipertiroidisme, hipogonadisme dan lain-lain.

Pada tahun 2013, Indonesia memiliki sekitar 8,5 juta penderita diabetes yang merupakan jumlah keempat terbanyak di Asia dan nomor 7 di dunia. Dan pada tahun 2020, diperkirakan Indonesia akan memiliki 12 Juta penderita diabetes, karena yang mulai terkena diabetes semakin muda.