Kupang (ANTARA) - Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur telah meminta semua kabupaten di daerah ini untuk segera melaporkan dampak kekeringan akibat minimnya curah hujan dalam musim tanam 2019/2020 ini.
"Kami telah menyampaikan kepada Dinas Pertanian kabupaten, agar segera melaporkan situasi pertanaman, baik yang gagal tanam maupun gagal panen akibat kekeringan," kata Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan NTT Johanes Oktovianus di Kupang, Selasa (25/2).
Dia mengemukakan hal itu, berkaitan dengan antisipasi pemerintah terhadap ancaman rawan pangan di NTT akibat minimnya curah hujan dan serangan hama ulat grayak yang merusak ribuan hektare tanaman jagung milik petani di daerah ini.
.
Menurut dia, jika petani masih bersedia untuk menanam dengan memanfaatkan sisa musim hujan tahun ini, maka petani dapat mengajukan bantuan benih melalui penyuluh dan dinas pertanian kabupaten.
Pemerintah provinsi, kata dia, akan menyediakan bantuan benih untuk petani yang bersedia untuk menanam pada sisa musim hujan ini.
Mengenai rawan pangan, dia mengatakan jika terjadi kerawanan pangan, maka pemerintah akan memberikan bantuan pangan setelah adanya penetapan lokasi rawan pangan oleh dewan ketahanan pangan.
"Jadi jika terjadi kerawanan pangan akibat gagal tanam dan panen, maka pemerintah kabupaten melalui Dewan Ketahanan Pangan melakukan rapat dan menetapkan lokasi desa rawan pangan," katanya.
Saat ini masing-masing kabupaten maupun provinsi tersedia beras cadangan pangan, yang siap digunakan untuk bantuan kepada desa yang terkena rawan pangan, katanya.*
Kabupaten di NTT diminta laporkan dampak kekeringan
Pemerintah Provinsi NTT telah meminta semua kabupaten di daerah ini untuk segera melaporkan dampak kekeringan akibat minimnya curah hujan dalam musim tanam 2019/2020 ini.