46 fasilitas kesehatan di Sabu Raijua rusak diterjang badai Seroja

id NTT,Sabu Raijua,badai Seroja,fasilitas kesehatan rusak,bencana NTT

46 fasilitas kesehatan di Sabu Raijua rusak diterjang badai Seroja

Sebuah bangunan yang rusak diterjang badai Siklon Tropis Seroja di Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur pada Senin (5/4/2021). (ANTARA/HO-BPBD Sabu Raijua)

Pemda juga tidak mengadakan tempat pengungsian guna menghindari klaster baru penyebaran COVID-19 di masa bencana
Kupang (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sabu Raijua, Nusa Tenggara Timur, mencatat 46 fasilitas kesehatan rusak akibat badai Siklon Tropis Seroja yang melanda wilayah itu.

"Dari sekitar 46 fasilitas yang rusak ini lebih banyak di RSUD Menia, selain itu puskesmas, pustu, gudang farmasi, hingga mes petugas medis," kata Kepala Pelaksana BPBD Sabu Raijua Javid Ndu Ufi ketika dihubungi dari Kupang, Senin, (12/4).

Kerusakan fasilitas RSUD Menia didominasi rusak berat pada ruang isolasi, ruang bersalin, ruang rawat jalan, ruang radiologi, hingga ruang perbengkelan, mes dokter, dan gudang alat kesehatan.

Selain itu, terdapat satu puskesmas rusak berat, sedangkan puskesmas dalam kondisi rusak sedang dan rusak ringan, masing-masing dua unit.

Sebanyak 10 puskesmas pembantu (pustu) rusak berat, empat unit rusak sedang dan 10 unit rusak ringan.

Javid mengatakan badai Siklom Tropis Seroja juga merusak gudang farmasi kabupaten, gudang obat puskesmas, balai penyuluhan keluarga berencana dan mes para medis berupa kerusakan sedang dan ringan.

Kerusakan berbagai fasilitas kesehatan ini, lanjut dia, akibat diterjang badai Siklon Tropis Seroja yang puncaknya pada Senin (5/4), berupa badai hujan disertai angin kencang.

Ia menambahkan meskipun banyak fasilitas vital yang rusak, kerusakan lebih banyak menimpa rumah tinggal masyarakat. Hingga saat ini, data kerusakan masih didata secara menyeluruh.

Pemerintah daerah setempat saat ini tengah menyalurkan berbagai bantuan bahan kebutuhan pokok dan lainnya untuk masyarakat terdampak guna mencegah kelaparan pascabencana.

"Pemda juga tidak mengadakan tempat pengungsian guna menghindari klaster baru penyebaran COVID-19 di masa bencana," katanya.

Baca juga: Ratusan warga Sabu Raijua mengungsi akibat terdampak badai siklon Seroja
Baca juga: Diterjang badai, dua nelayan asal Sabu Raijua terdampar di Australia