Kupang (AntaraNews NTT) - Kepala Dinas Pertambangan dan Energi Nusa Tenggara Timur Boni Marisin mengemukakan sebanyak 21 proyek pembangkit listrik yang memanfaatkan sumber energi baru terbarukan (EBT) sudah tuntas dibangun.
"Ke-21 pembangkit listrik dari EBT tersebut memanfaatkan potensi matahari berupa PLTS dan potensi air atau PLTMH," kata Boni Marisin saat dihubungi Antara di Kupang, Jumat (23/3).
Proyek energi terbarukan itu dibangun dari tahun anggaran 2016 hingga 2017 dengan menelan dana APBN sebesar Rp113,813 miliar.
Boni menjelaskan, proyek-proyek tersebut menyebar di sejumlah daerah dengan jumlah terbanyak yaitu Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpusat sebanyak 14 unit di Kabupaten Alor, Pulau Alor.
Selain itu, di Pulau Sumba terdapat tiga unit Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dan satu unit PLTS bandara di Kabupaten Sumba Timur, satu unit PLTS bandara di Kabupaten Sumba Barat Daya.
Kemudian satu unit PTLS terpusat di Kabupaten Rote Ndao, Pulau Rote, dan satu unit PLTS terpusat di Kabupaten Manggarai Barat, Pulau Flores.
Baca juga: Investor Butuh Data Rill soal EBT
Baca juga: 11 Lokasi Jadi Pusat Pengembangan EBTBoni menjelaskan, total daya listrik yang dihasilkan dari semua proyek energi terbarukan ini mencapai sekitar 1.516 kilowatt (Kw).
"Dengan daya yang dihasilkan ini diperkirakan akan bisa melayani kebutuhan listrik untuk 2.737 kepala keluarga di daerah-daerah itu," katanya.
Ia menambahkan, pemerintah pusat melalui Kementerian ESDM terus mendorong pengembangan energi terbarukan di provinsi berbasikan kepulauan ini karena sudah didukung dengan potensi yang memadai.
"NTT punya musim panas yang panjang sebagai potensi listrik tenaga surya, kemudian potensi mikro hidro di Pulau Sumba, maupun panas bumi di Pulau Flores dan sekitarnya," katanya.
Untuk proyek-proyek yang sudah tuntasn ini, lanjutnya, direncanakan akan diresmikan secara simboleh oleh Menteri ESDM Ignasius Jonan dalam rencana kunjungannya ke Pulau Alor pada Sabtu (24/3).
Boni meyakini, pembangunan energi terbarukan itu secara bertahap dapat menurunkan rasio elektrifikasi di provinsi ini yang saat ini tercatat mencapai sekitar 58 persen.
"Selain energi terbarukan ini, PLN juga terus membangun berbagai pembangkit barunya dan melakukan penyambungan listrik ke desa-desa pelosok juga terus digenjot melalui program 100 persen desa berlistrik," katanya.
Baca juga: Menerangi Pulau Sumba Dengan EBT