Perputaran uang di Pulau Kesui masih sulit

id Bank Indonesia

Perputaran uang di Pulau Kesui masih sulit

Seorang warga di Pulau Kesui, Kabupaten Seram Timur, Provinsi Maluku, tengah menghitung uang lusuh untuk ditukarkan dengan uang baru saat digelarnya Ekspedisi Kas Keliling pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T) di Desa Tamher Timur, Pulau Kesui, Maluku, Jumat (2/11/2018). (ANTARA Foto/Kornelis Kaha)

Perputaran uang di Desa Tamher Timur, Pulau Kesui, salah satu pulau tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Kabupaten Seram Timur, Provinsi Maluku, masih sangat sulit karena tidak ada perbankan di pulau tersebut.
Pulau Kesui, Maluku (AntaraNews NTT) - Perputaran uang di Desa Tamher Timur, Pulau Kesui, salah satu pulau tertinggal, terdepan dan terluar (3T) di Kabupaten Seram Timur, Provinsi Maluku, masih sangat sulit karena tidak ada perbankan di pulau tersebut.

"Kami berharap pemerintah dapat mendirikan bank atau kas titipan di pulau ini, agar perputaran uang bisa berjalan," kata Camat Seram Timur Muhammad Jefri kepada Antara di Desa Tamher Timur, Sabtu (3/11).

Ia mengatakan untuk mentransfer uang kepada anak-anak mereka di kota saja, pihaknya masih harus menggunakan jasa orang lain untuk mentransfernya.

"Yang kami titipkan uang ini bukan melalui agen Bank, tetapi mereka yang bisa mengirimkan uang ke anak-anak kami yang sedang mengenyam pendidikan di Kota Ambon," katanya.

Namun sayangnya, kata dia, setiap kali memgirimkan uang, pihaknya harus mengeluarkan biasa administrasi yang cukup besar kepada orang lain yang digunakan jasanya tersebut.

"Jika kami mengirim Rp1 juta, misalnya, maka biaya administrasinya sebesar Rp150.000, sedang jumlah pengirimannya di atas Rp1 juta, maka biaya administrasinya pun jauh lebih besar lagi," kata Muhammad Jefri.

Pulau Kesui adalah salah satu pulau di ujung timur Pulau Seram, dan masuk dalam kategori pulau terluar, terdepan dan tertinggal (3T).

Baca juga: Warga Pulau Kesui di Maluku kesulitan dokter

Untuk mencapai pulau tersebut, masyarakat hanya menggunakan jasa angkutan kapal laut, sedang jarak dari kota Ambon ke pulau itu mencapai sekitar 127 mil.

Muhammad Jefri mengatakan para pengusaha pun sulit untuk membuka usaha di pulau tersebut, karena macetnya perputaran uang yang cepat.

Oleh karena itu, ia mengharapkan Bank Indonesia-TNI Al yang tengah melakukan Ekspedisi Kas Keliling ke daerah-daerah 3T di Provinsi Maluku, dapat melihat potensi yang ada untuk mendirikan perbankan di sana.

"Kami berharap ke depannya ada Kas Titipan atau perbankan yang ada di daerah ini agar bisa memudahkan proses perputaran uang, apalagi di Pulau Kesui dan sekitarnya banyak hasil bumi," tuturnya.

Hal yang sama juga diakui oleh Lena A, salah seorang warga Pulau Kesui yang mengaku rugi jika harus mentransfer uang dengan biaya administrasi yang sangat mahal.?

"Lebih baik kami kirim lewat bank. Kalau perantaraan orang biayanya administrasi tinggi. Apalagi kami hanya petani biasa," katanya.

Ia juga berharap agar Bank Indonesia secepatnya membentuk sebuah bank atau Kas Titipan di Pulau Kesui untuk mempermudah masyarakat dalam bertransaksi.

"Kami berharap Bank Rakyat Indonesia (BRI) bisa segera membuka cabangnya di Pulau Kesui," demikian Lena. 

Baca juga: BI sosialisasikan keaslian rupiah di Pulau Kesui