BMKG: Waspadai potensi gelombang 3 meter di Pulau Sumba

id cuaca laut ntt,cuaca maritim ntt,cuaca ekstrem ntt,gelombang tinggi ntt,perairan pulau sumba,bmkg,ntt

BMKG: Waspadai potensi gelombang 3 meter di Pulau Sumba

Ilustrasi - Sebuah kapal feri berlabuh di Pelabuhan Bolok, Kabupaten Kupang, NTT. (ANTARA/Aloysius Lewokeda)

Operator kapal perlu mencermati kondisi gelombang tinggi agar bisa berlayar dengan aman dan lancar...
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau warga agar mewaspadai potensi gelombang setinggi 3 meter di perairan sekitar Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Gelombang laut dengan ketinggian berkisar 2,5-3 meter berpeluang melanda Selat Sumba bagian barat dan Samudera Hindia selatan Sumba-Sabu," kata Kepala Stasiun Meteorologi Maritim Tenau-Kupang BMKG Syaeful Hadi dalam keterangan yang diterima di Kupang, Selasa, (25/10/2022).

Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan peringatan dini gelombang tinggi di perairan NTT yang berlaku selama 25-26 Oktober.

Ia mengatakan potensi gelombang dengan kategori tinggi itu perlu diwaspadai karena beresiko tinggi terhadap pelayaran kapal feri.

"Karena itu operator kapal perlu mencermati kondisi gelombang tinggi agar bisa berlayar dengan aman dan lancar," katanya.

Lebih lanjut, Syaeful mengatakan sementara itu terdapat sejumlah titik wilayah perairan laut lain di NTT berpotensi dilanda gelombang sedang (1,25-2,5 meter) yaitu Laut Sawu bagian utara dan selatan, Selat Alor-Pantar.

Selain itu perairan utara dan selatan Kupang-Rote, serta Samudera Hindia selatan Kupang-Rote.

"Gelombang dengan ketinggian sedang juga beresiko tinggi terhadap pelayaran perahu nelayan maupun kapal tongkang.

Baca juga: BMKG : Waspadai curah hujan tinggi di sebagian NTT

Menyinggung terkait kondisi sinoptik, Syaeful menjelaskan umumnya arah angin bertiup dari arah Barat daya ke Barat Laut dengan kecepatan 1-6 Skala Beaufort.

Baca juga: BMKG imbau lima kecamatan di Mabar waspada curah hujan tinggi

Ia mengingatkan masyarakat di NTT agar terus mengikuti perkembangan cuaca maritim dari BMKG sebagai referensi untuk menentukan aktivitas pelayaran.