Artikel - Lamale, perambah bakau yang berubah jadi penebar berkah

id penajam ,bakau ,mangrove ,hutan,pesisir,Artikel lingkungan Oleh Nyaman Bagus Purwaniawan

Artikel - Lamale, perambah bakau yang berubah jadi penebar berkah

Salah satu hutan bakau di Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, yang selalu dijaga kelestariannya bersama pemerintah kabupaten dan masyarakat setempat ANTARA/Nyaman Bagus Purwaniawan

Manfaat hutan bakau yang demikian besar itu mengharuskan setiap warga merawatnya, agar tanaman ini senantiasa menebar kesejahteraan bersama...
Penajam Paser Utara (ANTARA) -
Mangrove memiliki akar yang mencuat ke mana-mana dan tampak seperti jangkar. Keunikan akar ini menjadikan bakau berfungsi sebagai penjaga lingkungan kawasan pesisir.
 
Bentuk akar yang seperti jangkar itu juga sebagai cara alami penyesuaian diri tumbuhan ini terhadap kondisi lingkungan yang berada pada daerah pasang surut agar tidak hanyut terbawa air.
 
Pohon yang biasanya mendiami pesisir pantai yang berombak relatif tenang dan di muara sungai dekat pantai itu bisa dijumpai di wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur.
 
Bakau di wilayah pesisir punya peran penting untuk menahan erosi pantai atau abrasi dan menjadi salah satu sumber makanan bagi fauna di sekitar mangrove.
 
Pengikisan atau erosi pantai terjadi karena gelombang dan arus laut (pasang surut air laut) yang merusak garis pantai. Upaya mengatasi abrasi secara alami dengan penanaman bakau dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara.
 
Garis pantai yang harus dijaga dari erosi pantai di Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 272 kilometer. Penanganan abrasi juga dilakukan dengan membangun tanggul penahan ombak dan batu pemecah gelombang.
 
Apabila garis pantai tidak dijaga dengan baik dan hutan bakau punah, daratan yang terkikis di kawasan pesisir pantai dalam setahun diperkirakan mencapai 8--15 meter. Gelombang besar setiap tahun yang melanda pesisir pantai menjadi penyebab utama pengikisan.
 
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara berupaya kelestarian hutan bakau terus terjaga dengan melibatkan banyak pihak, mulai dari pemangku kepentingan hingga masyarakat sekitar.
 
Mengenalkan Program Kampung Iklim (Proklim) kepada masyarakat desa dan kelurahan, yang dijadikan sebagai kampung iklim, merupakan salah satu upaya untuk melestarikan hutan mangrove.
 
Penanaman bakau dilakukan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Penajam Paser Utara setiap tahun juga melibatkan perusahaan yang beroperasi di daerah yang akrab disapa "Benuo Taka" itu.
 
Selain itu juga melibatkan sekolah-sekolah peraih Adiwiyata, serta kelompok sadar wisata (pokdarwis) yang dibentuk Dinas Kebudayaan dan Pariwisata setempat.

Hutan bakau memiliki fungsi penting karena memiliki kemampuan menyerap emisi karbon lima kali lebih besar dari tanaman hutan di daratan.
 
Mangrove telah berfungsi menjadi pelindung daerah pesisir dari erosi dan merupakan rumah produksi hasil laut yang menjadi tangkapan masyarakat sehari-hari, seperti kepiting, ikan, dan udang.
 
Karena memiliki manfaat besar, sejumlah warga pesisir perlahan ikut berkiprah menanam dan merawat bakau hingga tumbuh besar dan kokoh di wilayah pesisir Kabupaten Penajam Paser Utara.
 
Masyarakat pesisir itu juga menjadi pemicu warga lainnya terlibat dalam usaha menanam bibit mangrove sebanyak mungkin, merawat, dan mengawasi pohon dari ancaman penebangan atau perambah hutan mangrove.
 
Seorang warga yang ikut berkiprah  melakukan penghijauan wilayah pesisir adalah Lamale, 67 tahun. Ia saat ini dipercaya menjadi Ketua Pokdarwis Kelurahan Mentawir, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara.
 
 
Lamale dan Siti Rukiyah