BPOLBF susun peta jalan wisata religi Katolik di Pulau Flores

id BPOLBF,Wisata Religi, Katolik, pariwisata, Kemenparekraf, peta perjalanan wisata, Flores, Pulau Flores

BPOLBF susun peta jalan wisata religi Katolik di Pulau Flores

Penyelenggaraan Festival Golo Koe di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, NTT. (ANTARA/HO-Divisi Komunikasi Publik BPOLBF)

Kita punya modal yang kuat, karena kita memiliki aset yakni potensi budaya dan religi yang sudah berkembang dan mengakar di Flores...

Manggarai Barat (ANTARA) - Badan Pelaksana Otorita Labuan Bajo Flores (BPOLBF) menyusun peta perjalanan dan kalender kegiatan (calendar of event) wisata religi Katolik guna mendorong Pulau Flores di Nusa Tenggara Timur (NTT) menjadi destinasi utama wisata religi Katolik di Indonesia.

"Bersama-sama kita garap potensi yang ada dan kita perkuat branding Pulau Flores sebagai destinasi utama wisata religi Katolik di Indonesia sambil bersama-sama kita gali seluruh potensi yang ada untuk kita kembangkan," kata Kepala Divisi Komunikasi Publik BPOLBF Sisilia Jemana dalam keterangan di Labuan Bajo, Manggarai Barat, Minggu, (14/7/2024).
Ia menyampaikan hal tersebut dalam koordinasi dan berkolaborasi bersama para pemangku kepentingan di wilayah Keuskupan Agung Ende, Keuskupan Larantuka, Keuskupan Maumere, Keuskupan Ruteng, Kevikepan Labuan Bajo dan Dinas Pariwisata di 9 Kabupaten di Pulau Flores melalui Focus Group Discussion (FGD) yang diselenggarakan secara daring.
Ia menambahkan penyusunan peta perjalanan dan kalender kegiatan wisata religi Katolik di Pulau Flores merupakan langkah dan komitmen BPOLBF dan Kemenparekraf RI yang menargetkan Pulau Flores menjadi destinasi utama wisata religi Katolik di Indonesia.
"Akan dikoordinasikan bersama dengan 'stakeholder' terkait dari pemerintah daerah setempat, dinas pariwisata, dan juga keuskupan-keuskupan di Pulau Flores," katanya.
Ia berharap upaya yang dilakukan BPOLBF dapat semakin memperkuat branding Pulau Flores sebagai destinasi utama bagi para peziarah yang ingin melakukan perjalanan spiritual Katolik.
"Melalui kolaborasi dan sinergi bersama kita pasti bisa," katanya.
Sementara itu dalam FGD bertajuk potensi dan strategi pengembangan wisata religi Katolik di Pulau Flores itu RD Yakobus Donnisius Migo, Sekretaris Keuskupan Maumere sekaligus Direktur Politeknik Cristo Re Maumere; RD Eduardus Jebarus, Ketua Sekpas Keuskupan Larantuka; dan RD Rofinus Marius Muga, Staf Litbang Puspas Keuskupan Agung Ende juga turut menyampaikan potensi wisata religi Katolik dari masing-masing keuskupan.
Potensi wisata religi itu mulai dari situs gereja tua, taman dan bukit doa, gua maria dan pusat devosi, rumah ret-ret, replika kota Bethlehem, kamar Paus (Vatikan semalam), Tanjung Salib di Kajuwulu dan Watu Krus di Bola Maumere.
Selanjutnya kegiatan religi Katolik seperti Festival Golo Koe, Festival Golo Curu, Festival Lembah Sanpio, Misa Reba di Ngada serta prosesi keagamaan di Pulau Flores seperti Prosesi Semana Santa di Larantuka, Prosesi San Juan di Lebao Tengah, dan Pesta Ratu Rosari di Larantuka.

Baca juga: BPOLBF target Pulau Flores menjadi destinasi utama wisata religi Katolik

Sebelumnya, Pelaksana tugas (Plt) Direktur Utama (Dirut) BPOLBF Frans Teguh mengatakan, pihaknya menargetkan Pulau Flores di NTT menjadi destinasi utama wisata religi Katolik di Indonesia.

Baca juga: Sandiaga Uno sebut Pulau Flores miliki potensi pariwisata religi

"Kita punya modal yang kuat, karena kita memiliki aset yakni potensi budaya dan religi yang sudah berkembang dan mengakar di Flores," katanya.