Kupang (Antara NTT) - Gerakan Pemuda (GP) Ansor Nusa Tenggara Timur, Kamis, menggandeng Universitas Persatuan Guru RI 1945 Nusa Tenggara Timur untuk menggelar dialog publik tentang kerukunan antarumat beragama di daerah ini.
Ketua GP Ansor wilayah NTT Abdul Muis menjelaskan dialog publik bertema Merajut Kerukunan Antarumat, Menolak Politisasi Agama itu merupakan gerakan GP Ansor yang pertama dan selanjutnya secara bertahap dilakukan pada sejumlah perguruan tinggi di daerah itu.
Dialog publik itu melibatkan berbagai unsur tokoh lintas agama seperti Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) seperti MUI NTT, Sinode Gereja Masehi Injili Timor (GMIT), Keuskupan, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI).
Selain itu, organisasi kepemudaan (OKP), umat lintas agama, dan para mahasiwa di perguruan tinggi terkait tempat pelaksanaan kegiatan.
Menurut Muis, sasaran dialog publik itu melibatkan pelajar perguruan tinggi karena merupakan komponen penting dalam masyarakat yang berperan menjaga dan mempertahankan kehidupan toleransi di daerah itu.
"Pelajar atau kaum mudah memiliki peran kunci dalam menentukan baik tidaknya kehidupan toleransi kita ke depannya di Nusa Tenggara Timur," katanya.
Menurutnya, pelajar atau kaum mudah sebagai kalangan mudah masyarakat yang rentan terpengaruh berbagai isu yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini seperti persoalan intoleransi maupun radikalisme.
Untuk itu, katanya, dialog publik diperlukan untuk memperkuat komitmen bersama-sama menjaga, dan mempertahankan persatuan dan kesatuan serta toleransi terhadap keberagaman yang selama terawat dengan baik di daerah itu.
"Melalui dialog ini kita terus menyampaikan dan mengingatkan agar jangan sampai berbagai gejolak kondisi kekinian menimbulkan perpecahan di masyarakat kita," katanya.
Selain itu, lanjutnya, kegiatan dialog itu juga untuk menyatukan komitmen besama menolak adanya politisasi agama dari oknum-oknum tertentu dalam masyarakat hanya untuk kepentingan sesaatnya terutama dalam momentum pemilihan umum.
GP Ansor, lanjut Muis, melalui kegiayan itu ingin mengingatkan para pelajar atau generasi mudah agar cerdas menyikapi situasi sosial politik dan tidak mudah terpengaruhi dengan berbagai wacana SARA yang dimainkan untuk kepentingan politik tertentu.
Terkait komitmen bersama itu, Kata Muis, kegiatan dialog terbuka itu juga menghasilkan sejumlah komitmen yang ditandatangin bersama yakni, menjaga dsn merajut kerukunan antarumat, menolak segalah bentuk politisasi agama.
Selain itu, menolak segalah bentuk disintegrasi bangsa, menjaga dan mempertahankan NKRI, serta menjaga kemajemukan di bumi Nusa Tenggata Timur.
GP Ansor-PGRI 1945 Gelar Dialog Kerukunan
Dialog publik bertema Merajut Kerukunan Antarumat, Menolak Politisasi Agama itu merupakan gerakan GP Ansor yang pertama.