Artikel - Titik balik penantang alam Laut Timor

id NELAYAN,LINGKUNGAN,INSPIRATIF,PENGAWASAN, TAPAL BATAS, PERIKANAN,Artikel nelayan Oleh Aditya Pradana Putra

Artikel - Titik balik penantang alam Laut Timor

Muhammad Mansur Dokeng alias Dewa, nelayan yang juga aktivis lingkungan, bersiap menambatkan kapal motornya di perairan Selat Rote, Nusa Tenggara Timur. ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA

...Amankah perbekalan kalian? Hati-hati ya, jangan sampai masuk perairan Australia!, pesan Dewa kepada nelayan-nelayan di kapal lain yang ia temui

Tak hanya persoalan pelanggaran batas negara saat mencari ikan, Dewa pun juga aktif mengampanyekan pelestarian lingkungan laut. Kondisi semakin menurunnya hasil tangkapan nelayan di perairan sekitar Pulau Timor sejak 2017 menjadi latar belakang kampanyenya.

Situasi itu menjadi kegelisahan bersama bagi nelayan. Oleh karena itu, mereka sepakat perlu melakukan langkah-langkah nyata agar laut tempat mereka mencari ikan dapat kembali produktif.

Aktivitas eksploitasi berlebihan dengan alat-alat tangkap terlarang, seperti cantrang, pukat, hingga bom ikan, mereka sinyalir menjadi salah satu penyebabnya. Kondisi tersebut diperparah dengan lautan yang semakin tercemar dengan sampah-sampah plastik maupun limbah-limbah lainnya.

Oleh karena itu, Dewa bersama para nelayan KUB Angsa Laut gencar mengampanyekan kepada para nelayan NTT maupun nelayan pendatang untuk tidak mengeksploitasi hasil laut secara berlebihan dengan alat tangkap terlarang itu.

Selain itu, Dewa dan teman-temannya pun juga terus mengampanyekan ke kalangan nelayan di Kupang dan sekitarnya untuk tidak membuang sampah ke laut. Langkah-langkah dari pendekatan persuasif hingga memasang sejumlah papan berisikan pesan lingkungan telah ditempuh Dewa dan kawan-kawannya.

Langkah kelompok nelayan untuk tidak lagi menggunakan air minum dalam kemasan sekali pakai saat ini juga mulai diadaptasi oleh kelompok-kelompok nelayan lain.

Bahkan, sebagian dari nelayan binaan kelompok yang Dewa pimpin juga menggunakan air yang dihasilkan dari alat pemanen air hujan siap minum untuk mengurangi ketergantungan pada produk kemasan sekali pakai. Langkah tersebut juga bisa berkontribusi mengurangi potensi sampah yang terbuang ke laut.

Tak hanya pada kalangan nelayan, kampanye lingkungan yang Dewa lakukan juga menyasar generasi muda dengan mengajak mereka dan anak-anak di kampungnya menanam bibit-bibit bakau di pesisir Oesapa.

Bibit-bibit bakau tersebut nantinya diharapkan dapat menjadi hutan mangrove yang berguna bagi masyarakat di Oesapa maupun daerah lainnya. Mangrove dapat meredam gelombang laut saat seperti badai Seroja lalu sekaligus menjadi habitat bagi banyak spesies ikan dan satwa-satwa lainnya.

Baca juga: Artikel - Kisah Ali nelayan NTT yang dituduh selundupkan 55 Imigran ke Australia

Dewa berharap semangat para nelayan dalam menjaga alam ini dapat menular ke kalangan nelayan lain di Indonesia, khususnya NTT. Sebenarnya laut Indonesia itu kaya, tergantung cara seseorang atau kelompok mengelola dan merawatnya.

Baca juga: Artikel - Kisah nelayan Rote di batas negeri

“Bila kita dapat merawat dengan baik, maka laut akan memberikan kekayaan di dalamnya untuk kita dan anak cucu kita kelak,” kata Dewa.

Editor: Achmad Zaenal M




 



Berita ini telah tayang di Antaranews.com dengan judul: Titik balik penantang alam Laut Timor