Para pelajar mendapat edukasi DBD dari pemerintah

id MARIA

Para pelajar mendapat edukasi DBD dari pemerintah

Wakil Bupati Manggarai Barat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur Maria Geong. ( (ANTARA Foto/dok)

Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, memandang penting untuk memberikan edukasi kepada para pelajar setempat tentang demam berdarah dengue (DBD) agar bisa terhindar dari serangan nyamuk pembawa maut Aedes Aegypti.
Kupang (ANTARA News NTT) - Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur memandang penting untuk memberikan edukasi kepada para pelajar setempat tentang demam berdarah dengue (DBD) agar bisa terhindar dari serangan nyamuk pembawa maut Aedes Aegypti.

"Kami akan memberi prioritas kepada para pelajar setempat, karena mereka menjadi sasaran serangan DBD, sehingga edukasi ini dipandang sangat penting dan akan mendapat prioritas khusus," kata Wakil Bupati Manggarai Barat Maria Geong ketika dihubungi Antara dari Kupang, Sabtu (23/2).

Ia menjelaskan dari jumlah 452 kasus DBD di Manggarai Barat yang terjadi selama kurun waktu Januari-22 Februari 2019, lebih dari 60 persen di antaranya menimpa kalangan remaja atau pelajar.

"Jadi kami kampanye di sekolah-sekolah, mulai dari SD sampai SMA/SMK. Ada sekitar 30 sekolah yang jadi sasaran, termasuk juga beberapa kecamatan di sekitar Labuan Bajo yang rawan DBD," katanya.

Baca juga: Layanan mobil gratis untuk pasien DBD

Maria Geong mengatakan DBD tidak hanya menyerang pelajar di Kota Labuan Bajo, tetapu juga menyerang para pelajar dari wilayah pedesaaan yang menempuh pendidikan di Kota Labuan Bajo.

"Untuk itu kami perintahkan agar para petugas langsung ke sekolah-sekolah sehingga anak-anak yang sakit demam langsung diisolasi dan dirawat di RSUD Komodo," katanya.

Ia mengatakan pemerintahannya telah menggratiskan biaya rumah sakit bagi setiap warga yang terkena penyakit akibat gigitan nyamuk Aedes Aegypti itu.

Maria menambahkan edukasi yang diberikan untuk para pelajar juga terkait dengan upaya menjaga kebersihan lingkungan secara rutin, untuk menghindari berkembang biaknya jentik-jentik nyamuk penyebar maut itu.

"Gerakan bersih-bersih sampah, genangan air, terus kami galakkan bersama pelajar dan berbagai elemen masyarakat lainnya karena ini yang paling utama agar DBD tidak menyebar luas di area pemukiman," demikian Maria Geong.

Baca juga: RSUD Komodo kewalahan tangani pasien DBD
Baca juga: Lima orang tewas akibat serangan DBD di Manggarai Barat