Gubernur NTT bersama para pelajar push up ramai-ramai

id Gubernur NTT

Gubernur NTT bersama para pelajar push up ramai-ramai

Sejumlah pelajar sedang push up di hadapan Gubernur NTT Viktor B Laiskodat di Pulau Semau saat berkunjung ke pulau kecil itu, Jumat (29/3). (ANTARA FOTO/ Kornelis Kaha)

Dalam kesempatan itu juga Gubernur Viktor Laiskodat sempat push up sebanyak 50 kali dihadapan masyarakat di Pulau Semau.
Kupang (ANTARA) - Belasan pelajar SMA di Pulau Semau, Kabupaten Kupang menjadi korban push up di hadapan Gubernur NTT Viktor B Laiskodat saat berkunjung ke pulau kecil yang letaknya tak jauh dari bibir pantai Kota Kupang itu, Jumat (29/3).

"Ayo yang mau jadi tentara, sekarang push up 50 kali," kata Gubernur Laiskodat ketika berdialog dengan puluhan pelajar SMA di pulau tersebut sebagai langkah motivasi agar lebih giat belajar membangun NTT khususnya di Pulau Semau.

Kunjungan kerja Gubernur NTT Viktor B Laiskodat ke Pulau Semau itu  bertujuan berdialog dengan tokoh masyarakat dan tokoh agama di pulau tersebut.

Saat sedang berdialog ia memanggil semua pelajar SMA yang hadir dalam dialog bersama-sama itu.

Satu-satu pelajar disuruh maju ke hadapannya dan memperkenalkan diri serta menyampaikan apa cita-cita masing-masing pelajar setelah lulus SMA dan kuliah.

Hampir seluruh pelajar lebih memilih menjadi tentara, sisanya lagi memilih menjadi Polisi. Disamping itu juga ada pula yang menjawab ingin menjadi nelayan.

Dari semua pelajar itu, hanya dua pelajar saja yang bercita-cita menjadi gubernur NTT. Namun gubernur NTT balik menguji kecerdasan anak-anak itu.

Bagi yang ingin menjadi polisi dan tentara, gubernur bertanya berapa kilometer mereka lari dalam satu hari.

Jawaban berbeda-beda muncul dari jawaban para pelajar itu, mulai dari dua kilometer dan tiga kilometer.

"Masa hanya dua kilometer. Kalau saya dalam satu hari bisa sampai 10 kilometer," ujar dia.

Dalam kesempatan itu juga Gubernur Viktor Laiskodat sempat push up sebanyak 50 kali dihadapan masyarakat di Pulau Semau.

Ia pun meminta para pelajar di pulau itu untuk lebih giat belajar agar kelak mampu menjadi orang yang berguna dan kembali membangun pulau itu.

"Jika tidak sampai 100 tahun juga pulau ini tidak akan berkembang seperti daerah lain," tutur dia.

Baca juga: Kalau rumput laut tidak laku, bawa saja ke rumah jabatan gubernur
Baca juga: Gubernur NTT dorong pengolahan kopi lokal