Kupang (ANTARA) - Stasiun Geofisika Kupang, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat sebanyak 294.636 kali peristiwa sambaran petir terjadi di Kota Kupang, Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Timur dalam periode Desember 2021.
"Peristiwa sambaran petir tercatat selama sebulan dengan jumlah sambaran terbanyak di Kecamatan Alak," kata Kepala Stasiun Geofisika Kupang Margiono dalam keterangan yang diterima di Kupang, Senin, (3/1).
Ia menjelaskan kejadian sambaran petir yang tercatat sebanyak 294.636 kali ini terdiri atas petir awan ke tanah atau Cloud to Groud Strokes (CG) dan petir dalam awan atau Intercloud (IC)
Ia mengatakan petir awan ke tanah merupakan jenis petir yang harus diwaspadai karena paling berbahaya dari semua jenis petir.
Petir jenis CG, kata dia, paling merusak dan berbahaya karena dapat menyambar langsung ke pemukiman atau kawasan perkantoran yang dapat menyebabkan hilangnya nyawa dan kerusakan bangunan.
Petir dalam awan terjadi di antara awan atau di dalam awan yang berbahaya bagi penerbangan karena sambarannya menjalar melalui udara di antara dua badai petir atau thunderstorm.
Margiono mengimbau masyarakat di Kota Kupang tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman sambaran petir yang terjadi di saat hujan sehingga tidak menimbulkan dampak yang merugikan.
Ketika terjadi hujan, kata dia, masyarakat perlu mengurangi aktivitas di luar rumah kalau tidak ada urusan yang mendesak, selain itu mencari tempat berlindung ketika mendengar suara petir.
"Warga juga harus menjauhi tempat-tempat yang mudah tersambar petir seperti tiang listrik, menara dan lain sebagainya," katanya.
Baca juga: BMKG ingatkan warga waspadai cuaca ekstrem di NTT akibat sirkulasi siklonik
Baca juga: BMKG : potensi angin kencang melanda Flores NTT hingga akhir 2021