Kupang (AntaraNews NTT) - Harga ikan segar di pasaran Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur selama hampir sepekan ini meroket karena pasokan terbatas akibat nelayan tidak melaut.
"Sudah hampir satu minggu ini tidak ada ikan. Kalaupun ada, harganya sangat mahal karena sebagian besar nelayan tidak bisa melaut akibat gelombang di wilayah perairan laut kurang bersahabat," kata seorang pedagang ikan, Hendrik di Kupang, Kamis (28/6).
Dia mengatakan, harga ikan kombong padi ukuran sedang yang biasanya Rp400-Rp500 ribu per satu ember berkapasitas 20 liter, kini naik menjadi Rp1,6 juta per ember. Karena itu, para pedagang pengecer menjualnya kepada konsumen lebih mahal dari biasanya.
"Selama ini, kami biasa menjual ikan kombong padi dengan harga Rp50.000 per 12-13 ekor, tetapi saat ini dijual dengan harga Rp100.000 per 10 ekor," katanya.
Selain itu, ikan jenis belang kuning sedang yang biasanya dijual dengan harga Rp25-30 ribu per ekor, kini dijual dengan harga pada kisaran antara Rp75.000-Rp90.000 per ekor.
Baca juga: Ikan Tuna-Cakalang jadi primadona ekspor NTT
Menurut dia, saat ini banyak pedagang ikan yang tidak menjual ikan karena untuk membeli ikan dari nelayan, harganya terlalu mahal, sementara ikan yang sudah dibeli belum tentu terjual karena harga jual terlalu tinggi.
"Sudah tiga hari saya tidak menjual ikan. Saya baru beranikan diri membeli karena banyak pedagang tidak berani membeli dengan alasan harga terlalu mahal," katanya.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis, saat ini sedang terjadi angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah NTT. Kondisi ini disebabkan adanya tekanan tinggi di wilayah Australia dan terdapat pola tekanan rendah di Asia dan di sebelah barat Sumatera.
"Akibat perbedaan tekanan antara dua wilayah tersebutlah yang berakibat terjadi angin kencang dan gelombang tinggi di wilayah perairan NTT," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi BMKG Stasiun El Tari Kupang, Ota Welly Jenni Thalo.
Menurut dia, angin di wilayah perairan NTT ?saat ini betiup dari arah tenggara-selatan dengan kecepatan 4-25 knot. Sementara gelombang setinggi 3,5 meter terjadi di Samudra Hindia, selatan NTT.
Gelombang 3.0 meter terjadi di Laut Sawu, perairan Selatan Kupang hingga Pulau Rote, dan laut Timor Selatan Nusa Tenggara Timur serta perairan selatan Pulau Sumba. Tinggi gelombang ini bisa mencapai dua kali lipat dari prakiraan BMKG.Kondisi ini diperkirakan akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan.
Baca juga: China uji coba produk ikan cakalang dari NTT