PT Geo Dipa Energi menjamin keamanan proyek geothermal di Manggarai Barat

id geothermal,wae sano,labuan bajo,proyek panas bumi,manggarai barat,geo dipa energi,NTT

PT Geo Dipa Energi menjamin keamanan proyek geothermal di Manggarai Barat

Pelaksana Tugas Direktur PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki F Ibrahim (ANTARA/Ho-Geo Dipa Energi)

...Proyek ini tunduk pada standar pengelolaan lingkungan dan sosial yang digariskan oleh Bank Dunia dimana secara ketat proyek harus melaksanakan berbagai kajian mengenai dampak pengeboran dan kegiatan eksplorasi geothermal di Wae Sano
Labuan Bajo (ANTARA) - PT Geo Dipa Energi (Persero) sebagai pelaksana program goverment drilling proyek pengembangan geothermal atau panas bumi Wae Sano, Kecamatan Sano Nggoang, Kabupaten Manggarai Barat, NTT menjamin keamanan serta kelestarian lingkungan dan ruang hidup masyarakat dalam proyek tersebut.

"Proyek ini tunduk pada standar pengelolaan lingkungan dan sosial yang digariskan oleh Bank Dunia dimana secara ketat proyek harus melaksanakan berbagai kajian mengenai dampak pengeboran dan kegiatan eksplorasi geothermal di Wae Sano dan melakukan mitigasi terhadap dampak tersebut baik secara lingkungan maupun sosial," kata Pelaksana Tugas Direktur PT Geo Dipa Energi (Persero) Riki F Ibrahim dalam keterangan yang diterima di Labuan Bajo, Kamis, (3/2).

Hal itu dia sampaikan menjawab rencana pengembangan Geothermal Wae Sano yang masih menuai polemik di masyarakat, diantaranya ditolak karena tidak memperhatikan kondisi lingkungan. Menurutnya, proyek eksplorasi Wae Sano menjamin tidak adanya relokasi warga karena proyek telah melakukan penyesuaian desain teknis dengan memindahkan titik pengeboran menjauh dari wilayah pemukiman warga.

Apabila proyek melakukan pelanggaran, maka pendanaan akan dihentikan oleh pihak bank. Dengan demikian, proyek sangat berhati-hati dalam menjalankan kegiatan pengeboran karena berkaitan langsung dengan keberlanjutan pendanaan proyek.

Dia menyebut, semenjak PT Geo Dipa Energi dilibatkan di lapangan eksplorasi Wae Sano, Geo Dipa bekerja bersama Komite Bersama Panas Bumi Indonesia untuk melakukan pengelolaan baik bidang sosial maupun bidang teknis dan dalam pelaksanaannya. Pihaknuya pun mengikuti Standard Safeguard yang merupakan ketentuan dari Bank Dunia untuk semua pengelolaan dana pinjaman kepada bank dunia dimana melibatkan proses berdialog dan berkonsultasi bersama masyarakat Desa Wae Sano.

Proses pengelolaan sosial itu memerlukan investasi waktu untuk memastikan bahwa proyek telah menerapkan dan melaksanakan apa yang telah digariskan di dalam Environment and Social Management Plan (ESMP). Bahkan Kementerian Keuangan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko Sekretaris Komite bersama Penyediaan Data dan lnformasi Panas Bumi telah menyampaikan klarifikasi secara detail terhadap alasan yang disampaikan oleh warga yang menolak geothermal.

Riki menguraikan proyek eksplorasi geothermal Wae Sano secara teknis telah melakukan perubahan pada desain teknis, yang mana titik pengeboran tidak lagi dimulai dari titik pengeboran well pad B di Dusun Nunang dikarenakan adanya keberatan masyarakat Dusun Nunang mengenai rencana pemboran yang dirasakan terlalu dekat dengan pemukiman warga.

Proyek eksplorasi pun akan dimulai dari titik pengeboran/well pad A yang berjarak cukup jauh dari pemukiman warga dan sedianya titik pengeboran B akan dimanfaatkan untuk Demo Plot percontohan kegiatan pertanian sebagai bagian dari program berbagi manfaat untuk warga Wae Sano.

Dengan dipindahkannya titik pengeboran ke well pad A, jelas dia, maka titik pengeboran berada di dusun di luar Nunang dan berada jauh dari pemukiman. Dia menilai seharusnya warga tidak lagi menolak geothermal karena jaraknya sudah jauh dari pemukiman dan wilayah yang diprotes masyarakat akan digunakan untuk area percontohan pemberdayaan masyarakat.

"Karena proyek geothermal tidak hanya mendatangkan manfaat untuk pergantian dari sumber energi yang tidak ramah lingkungan seperti batu bara menjadi energi bersih seperti panas bumi/geothermal namun juga proyek eksplorasi Wae Sano juga mendatangkan manfaat lain melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat," sambung dia.

Berdasarkan data 3G yang ada, hasil perhitungan sumber daya hipotesis tim Geo Dipa mendapatkan perkiraan sumber daya panas bumi yang bisa dimanfaatkan dari lapangan Wae Sano berkisar 44MW (P50). Keterjangkauan energi listrik sendiri tentunya bergantung pada program PLN dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) di wilayah NTT dan sekitarnya. Namun, berdasarkan informasi yang ada baik dari PLN dan Pemerintah Daerah Manggarai Barat, program penyediaan tenaga listrik itu sangat diharapkan dalam waktu dekat untuk menunjang program wisata premium di Labuan Bajo dan sekitarnya.

Dia berharap masyarakat menyadari betapa pentingnya upaya menghadapi perubahan iklim ini. Menurutnya Pemerintah Indonesia saat ini mencanangkan tiga strategi untuk mengurangi emisi karbon Indonesia yaitu pembangunan rendah karbon; transfer energi dari energi tidak ramah lingkungan yaitu batu bara dan bahan bakar fosil menjadi energi bersih seperti panas bumi/geothermal, tenaga air, matahari dan angin; serta pengelolaan sampah untuk mengurangi karbon.

Proyek eksplorasi panas bumi Wae Sano adalah wujud nyata kerja untuk mengurangi emisi karbon Indonesia; energi panas bumi/geothermal merupakan sumber energi bersih dan rendah karbon serta ramah lingkungan.

Baca juga: Pemkab Manggarai Barat jelaskan proyek Geothermal Wae Sano kepada warga

"Saya imbau saudara-saudara kita di Wae Sano dan Pemerintah Kabupaten Manggarai Barat untuk mengambil peran aktif dalam mengatasi kenaikan suhu Bumi ini. Kenaikan suhu bumi ini dapat mengakibatkan bencana iklim dan kemanusiaan di seluruh belahan dunia karena risiko meningkatnya penyakit berbasis lingkungan, kegagalan panen, cuaca ekstrem, dan yang paling berbahaya adalah suhu panas akan meningkat sampai lebih dari 50 derajat sehingga manusia sulit untuk bertahan hidup," tutup Riki.

Baca juga: Warga protes pembangunan geothermal

Adapun proyek eksplorasi Wae Sano adalah salah satu proyek pengembangan panas bumi yang merupakan bagian dari Proyek Startegis Nasional (PSN) yang dikenal dengan nama Proyek Pengeboran Pemerintah atau Government Drilling (GEUDPP) yang mendapat pendanaan dari pemberi dana Internasional.