SBD bentuk 100 kelompok petani klaster hortikultura
Pengendalian inflasi terus kami lakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah, salah satunya melalui kerja kolaborasi Aparatur Sipil Negara...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur, membentuk 100 kelompok petani klaster hortikultura untuk memproduksi berbagai komoditi kebutuhan pokok dalam upaya mengendalikan inflasi di daerah itu,
"Pengendalian inflasi terus kami lakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah, salah satunya melalui kerja kolaborasi Aparatur Sipil Negara dan masyarakat membentuk 100 kelompok petani kluster hortikultura," kata Bupati Sumba Barat Daya Kornelius Kodi Mete dalam keterangan yang diterima di Kupang, Minggu, (23/10/2022).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, dalam mengendalikan inflasi daerah akibat kenaikan harga komoditi bahan pokok.
Melalui kelompok petani kluster hortikultura masyarakat diajak tanaman seperti cabai, bawang, tomat, dan lainnya di lahan pertanian maupun di pekarangan rumah.
Lebih lanjut Kodi Mete mengatakan upaya pengendalian inflasi lain dilakukan melalui penertiban pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi agar tepat sasaran, mengoptimalkan kegiatan operasi pasar untuk menyediakan kebutuhan bahan pokok.
Selain itu, pemantauan persediaan dan harga bahan kebutuhan pokok di pasar serta kegiatan pasar murah dengan harga bahan pokok yang mudah dijangkau masyarakat setempat.
Kodi Mete menekankan pentingnya membangun perekonomian daerah dengan kerja kolaborasi pemerintah dengan berbagai elemen agar bisa membawa daerah keluar dari kondisi kemiskinan.
"Saya minta masyarakat untuk kelola lahan dan budaya kerja keras itu harus kita jalankan dengan baik sehingga hasilnya dapat dinikmati banyak orang," katanya.
Baca juga: Gubernur Laiskodat apresiasi BI kembangkan klaster cabai di Sumba Barat Daya
Di Sumba Barat Daya, kata dia terdapat sebanyak 11 kecamatan, 173 desa dan 2 kelurahan serta akan dimekarkan lagi sebanyak 77 desa yang telah mendapatkan kode registrasi untuk desa persiapan.
Baca juga: BI gelar rakor pengendalian inflasi daerah di Pulau Sumba
"Karena itu kita butuh orang-orang yang terus bekerja keras untuk bangun bersama daerah ini agar keluar dari kemiskinan," katanya.
"Pengendalian inflasi terus kami lakukan melalui Tim Pengendalian Inflasi Daerah, salah satunya melalui kerja kolaborasi Aparatur Sipil Negara dan masyarakat membentuk 100 kelompok petani kluster hortikultura," kata Bupati Sumba Barat Daya Kornelius Kodi Mete dalam keterangan yang diterima di Kupang, Minggu, (23/10/2022).
Ia mengatakan hal itu berkaitan dengan langkah Pemerintah Kabupaten Sumba Barat Daya di Pulau Sumba, dalam mengendalikan inflasi daerah akibat kenaikan harga komoditi bahan pokok.
Melalui kelompok petani kluster hortikultura masyarakat diajak tanaman seperti cabai, bawang, tomat, dan lainnya di lahan pertanian maupun di pekarangan rumah.
Lebih lanjut Kodi Mete mengatakan upaya pengendalian inflasi lain dilakukan melalui penertiban pemanfaatan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi agar tepat sasaran, mengoptimalkan kegiatan operasi pasar untuk menyediakan kebutuhan bahan pokok.
Selain itu, pemantauan persediaan dan harga bahan kebutuhan pokok di pasar serta kegiatan pasar murah dengan harga bahan pokok yang mudah dijangkau masyarakat setempat.
Kodi Mete menekankan pentingnya membangun perekonomian daerah dengan kerja kolaborasi pemerintah dengan berbagai elemen agar bisa membawa daerah keluar dari kondisi kemiskinan.
"Saya minta masyarakat untuk kelola lahan dan budaya kerja keras itu harus kita jalankan dengan baik sehingga hasilnya dapat dinikmati banyak orang," katanya.
Baca juga: Gubernur Laiskodat apresiasi BI kembangkan klaster cabai di Sumba Barat Daya
Di Sumba Barat Daya, kata dia terdapat sebanyak 11 kecamatan, 173 desa dan 2 kelurahan serta akan dimekarkan lagi sebanyak 77 desa yang telah mendapatkan kode registrasi untuk desa persiapan.
Baca juga: BI gelar rakor pengendalian inflasi daerah di Pulau Sumba
"Karena itu kita butuh orang-orang yang terus bekerja keras untuk bangun bersama daerah ini agar keluar dari kemiskinan," katanya.