Kupang (ANTARA News NTT) - Senior Manajer Niaga dan Pelayanan Pelanggan PT PLN Wilayah Nusa Tenggara Timur Andhoko Soeyono mengemukakan pemakaian energi listrik di provinsi kepulauan ini pada 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 8,4 persen.
"Pertumbuhan pemakaian energi listrik hingga 8,4 persen ini cukup signifikan dari perkiraan 7,8 persen. Kondisi ini menunjukkan bahwa ekonomi masyarakat NTT terus menggeliat dari waktu ke waktu," kata Andhoko di Kupang, Kamis (21/2).
Pertumbuhan pemakaian energi listrik di NTT, kata dia, melampaui kebutuhan pemakaian energi listrik secara nasional yang hanya mencapai sekitar 5 persen.
Ia menjelaskan, pertumbuhan pemakaian listrik ini didominasi dari sejumlah segmen seperti industri yang tumbuh mencapai 14 persen termasuk di dalamnnya yaitu industri semen Kupang.
Selain itu, segmen bisnis yang juga bertumbuh 10 persen di antaranya dari usaha perhotelan, perbankan, entertainment, dan lainnya.
Andhoko menjelaskan, terdapat pula pertumbuhan pemakainan listrik dari segmen multi guna berupa layanan khusus untuk kebutuhan pembangunan proyek atau investasi.
Ia mencontohkan, seperti pasokan listrik untuk pembangunan pusat perbelanjaan Trans Mart di Kota Kupang mencapai 2,7 mega watt.
Lebih lanjut ia menyebutkan, untuk seluruh wilayah NTT yang terdiri dari 22 kabupaten/kota, semuanya mengalami pertumbuhan pemakaian listrik.
Ia menambahkan sejumlah daerah yang tumbuh lebih dominan seperti di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat mencapai lebih dari 20 persen selain di Pulau Sumba, Kabupaten Lembata, dan Kabupaten Belu.
"Khusus di Belu ini pemakaian untuk industrinya tumbuh cukup signifikan seiring dengan hadirnya berbagai program pembangunan pemerintah di daerah perbatasan negara," katanya.
Baca juga: Aston apresiasi layanan premium dari PLN NTT
Baca juga: PLN siapkan 25 MW dukung investasi di Pulau Timor
Pemakaian energi listrik di NTT tumbuh sekitar 8,4 persen
Pemakaian energi listrik di Provinsi Nusa Tenggara Timur pada 2018 mengalami pertumbuhan sebesar 8,4 persen.