Kupang (ANTARA) - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) mencatat hingg periode Mei 2020 kredit bermasalah (non perfoming loan/NPL) perbankan di wilayah itu didominasi sektor kontruksi yang mencapai 13,83 persen.
"Pertumbuhan kredit untuk sektor konstruksi memang mengalami penurunan secara jumlah dan secara NPL meningkat cukup besar mencapai 13,83 persen," kata Kepala OJK NTT, Robert Sianipar, dalam keterangan yang diterima di Kupang, Rabu, (15/7).
Baca juga: OJK optimistis pertumbuhan kredit di NTT mencapai 6 persen
Dijelaskan, kredit bermasalah di sektor konstruksi meningkat lebih besar dibandingkan dengan NPL sektor lain di antaranya, perdagangan besar dan eceran sebesar 2,58 persen, pertanian, perburuan dan kehutanan, 4,09 persen.
Selain itu, sektor listrik, gas, dan air dengan NPL sebesar 1,39 persen, serta penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum sebesar 0,91 persen.
Robert menjelaskan, kenaikan NPL di sektor kontruksi perlu menjadi perhatian serius terutama bagi para pelaku bisnis di daerah itu.
"Ini perlu diduskusikan lebih lanjut untuk bagiaman mendorong kondisi ini agar bisa lebih baik," katanya.
Sementara itu, penyaluran kredit perbankan di NTT hingga Mei 2020 masih didominasi untuk sektor perdagangan besar dan eceran mencapai 64,66 persen.
Baca juga: OJK sebut NTT segera luncurkan program kredit melawan rentenir
Selain itu penyaluran kredit untuk sektor pertanian, perburuan, kehutanan 6,67 persen, sektor listrik, gas, dan air 5.22 persen, sektor penyediaan akomodasi dan penyediaan makan minum 4,68 persen, dan sektor konstruksi 3,50 persen.
Kredit bermasalah di NTT didominasi sektor konstruksi
Pertumbuhan kredit untuk sektor konstruksi memang mengalami penurunan secara jumlah dan secara NPL meningkat cukup besar mencapai 13,83 persen