Pemkab Mabar tekankan pentingnya tablet tambah darah remaja

id stunting,remaja,tablet tambah darah,labuan bajo,manggarai barat,ntt

Pemkab Mabar tekankan pentingnya tablet tambah darah remaja

Wakil Bupati Manggarai Barat, Provinsi NTT, dr Yulianus Weng (FOTO ANTARA/HO-Dinas Kominfo Manggarai Barat)

Inilah upaya pemerintah daerah agar generasi penerus tetap sehat dan tidak melahirkan anak stunting nantinya...
Labuan Bajo, NTT (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur menekankan pentingnya pemberian tablet tambah darah bagi remaja, khususnya remaja putri sebagai salah satu langkah pencegahan terhadap stunting.

"Tablet tambah darah itu penting dikonsumsi oleh remaja putri agar mereka bisa sehat, lalu jika menikah dan melahirkan, maka anak yang dilahirkan sehat dan tidak stunting," kata Wakil Bupati Manggarai Barat dr Yulianus Weng di Labuan Bajo, Ahad (16/10) 2022.

Ia mengatakan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri berkaitan erat dengan kondisi kekurangan sel darah merah atau anemia. Para remaja putri berisiko mengalami anemia karena ada siklus menstruasi setiap bulan.

Oleh karena itu, kata dia, pemberian tablet tambah darah menjadi penting bagi remaja putri dalam masa pertumbuhannya untuk meminimalisasi potensi anemia. Pemberian tablet tambah darah pun menjadi bentuk pencegahan bagi remaja (calon ibu) yang akan melahirkan bayi dengan tubuh pendek atau stunting atau berat badan lahir rendah.

Wabup berharap pemberian tablet tambah darah pada remaja putri menjadi salah satu langkah untuk mewujudkan generasi penerus Manggarai Barat yang sehat dan mampu berdaya saing nantinya.

"Inilah upaya pemerintah daerah agar generasi penerus tetap sehat dan tidak melahirkan anak stunting nantinya," katanya.

Komitmen pemberian tablet tambah darah bagi para remaja putri, katanya, telah diwujudkan dalam kegiatan Peluncuran Pemberian Tablet Tambah Darah untuk Remaja, Jumat (14/10). Tablet tambah darah itu akan diberikan kepada semua remaja putri usia 12-18 tahun di seluruh wilayah puskesmas.

Baca juga: Dinkes: 5.487 anak di Kota Kupang alami stunting

Langkah ini menjadi salah satu upaya pemerintah untuk menurunkan angka kasus stunting dari 15,9 persen pada bulan Agustus 2022 menjadi sembilan persen pada Februari 2023, demikian Yulianus Weng.

Baca juga: Pemkab Mabar berkomitmen pantau anak stunting dan ibu hamil