Australia bantu pemberdayaan petani sayur di Kota Kupang

id NTT,bantuan australia

Australia bantu pemberdayaan petani sayur di Kota Kupang

Wali Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur Jefri Riwu Kore (kedua dari kiri) dan Konsulat Jenderal Australia Bali, Anthea Griffin (ketiga dari kanan) saat berada di lokasi rumah kebun kelompok tani Naioni. (Antara/HO-Prokompim Setda Kota Kupang)

Jangan lihat berapa jumlah bantuannya, tapi lihat ini sebagai bentuk perhatian Australia untuk kita...
Kupang (ANTARA) - Pemerintah Kota Kupang, Provinsi Nusa Tenggara Timur mengapresiasi pemerintah Australia yang telah memberikan bantuan program pemberdayaan ekonomi bagi kelompok petani sayuran yang terdampak pandemi COVID-19 di wilayah NTT.

"Pemerintah Kota Kupang mengapresiasi terhadap Pemerintah Australia yang telah ikut membantu dalam pemberdayaan ekonomi para petani sayuran di Kota Kupang terutama yang terdampak pandemi COVID-19," kata Wali Kota Kupang Jefri Riwu Kore saat menerima kunjungan kerja Konsulat Australia Bali, Anthea Griffin di rumah kebun kelompok tani Naioni.

keterangan tertulis Bagian Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Kota Kupang yang diterima di Kupang, Jumat, (20/5) mengatakan Konjen Australia Anthea Griffin meninjau langsung perkembangan dari program pemberdayaan petani sayur lokal melalui pelatihan pembuatan pupuk organik dengan memanfaatkan sampah pertanian dan sampah rumah tangga di masa pandemi COVID-19.

Selain membantu mengurangi sampah, program ini juga memberikan transfer teknologi kepada para peserta tentang cara membuat pupuk bokhasi dan pestisida organik dengan memanfaatkan bahan baku sampah pertanian dan sampah rumah tangga. Selain digunakan untuk kegiatan usaha tani sayuran di pekarangan dan kebun petani, juga dapat dijadikan produk bisnis untuk diperdagangkan.

Jefri berharap proyek ini bisa terus berlanjut karena dinilai sangat membantu masyarakat Kota Kupang yang kurang mampu.

Ia juga mendorong para petani peserta program untuk bertanggung jawab atas bantuan yang telah diberikan.

“Jangan lihat berapa jumlah bantuannya, tapi lihat ini sebagai bentuk perhatian Australia untuk kita. Kalau ini berhasil bisa berdampak pada pertumbuhan ekonomi, pendidikan dan kesehatan juga,” kata Jefri.

Konsulat Jenderal Australia Bali, Anthea Griffin mengakui kerja sama antara Australia dan Indonesia sudah terjalin selama beberapa dekade, melingkupi bidang ekonomi, perdagangan, pertanian, olahraga, budaya dan pendidikan.

Menurutnya Pemerintah Australia melihat pentingnya pendidikan mempersiapkan generasi muda untuk memimpin negara serta membangun dan membentuk hubungan internasional di masa depan.

Dia menjelaskan program pemberdayaan petani sayur lokal digagasi Irma Nenobais merupakan alumni Australia yang berhasil mendapatkan dana awal dari Alumni Grant Scheme (AGS) atau Skema Hibah Alumni yang diadministrasikan oleh Australia Awards in Indonesia untuk mendukung proyek inspiratif pengelolaan sampah organik bagi petani di desa Naioni.

Program Alumni Grant Scheme (AGS) dimaksudkan untuk menjaga hubungan dengan alumni Australia yang ada di Indonesia yang berjumlah sekitar 200 ribu orang.

Konjen Australia Bali mengaku bangga dengan proyek inisiatif yang digagas Irma Nenobais dan kawan-kawan.

“Program ini merupakan bukti nyata kontribusi Alumni Australia untuk membangun Indonesia. Semoga program ini berjalan lancar,” ungkapnya.

Baca juga: Dua nelayan korban tenggelam di Australia dipulangkan ke Rote

Baca juga: Menteri Australia tiba di Kepulauan Solomon untuk bahas pakta keamanan China


Dia menambahkan pihaknya akan ikut mempromosikan program ini lewat akun resmi media sosial milik Pemerintah Australia.